BOJONEGORO – Beritautama.co – Institute Development of Society (IDFoS) Indonesia menggelar peluncuran dan bedah buku “Menetas, Tumbuh dan Berkembang di Jambaran Tiung Biru” di Hotel Eastern Bojonegoro, Selasa (17/05/2022) kemarin. Peluncuran buku ini diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Buku Nasional.
Hadir dalam acara itu, yakni Wahyudono dari SKK Migas Jabanusa, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa DPMD Provinsi Jawa Timur Endah Binawati Mulyadini, Prof. Dr. Raditya Sukmana dari Universitas Airlangga selaku panelis, serta puluhan peserta dan tamu undangan.
Buku yang ditulis oleh Edy purnomo (PEPC), Edi Arto (PEPC), Endra Mugi Rahayu (PEPC), Bayu Tangguh familu (PEPC), Joko Hadi Purnomo (IDFoS Indonesia), Laily Mubarokah (IDFoS Indonesia) ini menyuguhkan kondisi dan permasalahan dan hikmah BUMDesa sebelum adanya pendampingan (program) dilihat dari usaha ayam petelur, perusahaan tata kelola serta permasalahan dan kondisi yang dialami BUMDesa.
Best Practise dalam pengelolaan BUMDesa dengan usaha ayam petelur ini merupakan praktik-praktik baik dari tiga BUMDesa yaitu BUMDesa Makmur Rejo, Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem; BUMDesa Cakra Mandiri, Desa Kacangan, Kecamatan Tambakrejo; dan BUMDesa Bumi Makmur, Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Ada beberapa aspek yang dituangkan dalam buku tersebut diantaranya aspek manajemen operasional usaha, kelembagaan, tata kelola, manajemen sumberdaya manusia, permodalan, pemanfaatan BUMDesa serta praktik baik pendekatan pemberdayaan masyarakat dan tata kelola BUMDEsa.
Direktur IDFoS Indonesia, Joko Hadi Purnomo menyampaikan bahwa Buku ini ditulis untuk mendokumentasikan prores pendampingan oleh IDFoS Indonesia bersama dengan PEPC dan SKK Migas karena selama ini, proses pendampingan yang dilakukan oleh NGO atau LSM tidak banyak didokumentasikan dalam bentuk buku.
“Artinya banyak hal yang sudah dilakukan namun tidak ada catatan tidak ada hal yang bisa di pelajari dalam bentuk buku jadi hanya bisa cerita aja, buktinya tidak ada,” ucap Joko Hadi Purnomo.
Yang kedua lanjut Joko Hadi Purnomo, proses pendampingan ini juga dilakukan tidak dalam waktu yang pendek,proses pendampingan pemberdayaan itu tidak bisa dalam waktu singkat apalagi ini pemberdayaan dalam konteks bisnis yang dimiliki bersama-sama.
“Ada titik kritis pengalaman yang harus dibagi kepada para pihak yang tertarik dengan isu-isu pemberdayaan masyarakat. Karena ada hal baru yg bisa jadi berbeda dengan yang sudah ada. Hal tersebutlah yang melandasi buku ini harus ditulis,” pungkasnya.
Sementara itu, JTB Site Office & PGA, Edy Purnomo mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga dengan adanya peluncuran buku ini, dia juga berharap kedepan buku seperti ini dapat menjadi rujukan mahasiswa atau peneliti yang sedang melakukan penelitian.
“Kami sangat terbuka dan menerima kritik, saran atau masukan untuk kesempurnaan buku ini, semoga di program-program berikutnya juga ada dokumentasi seperti ini dan itu menjadi referensi serta literasi bagi mahasiswa untuk tugas akhir, atau lembaga-lembaga lain baik di pemerintahan dalam rangka pengelolaan kelembagaan yang transparansi, akuntabilitas dan lain sebagainya,” tukasnya. (han/zar)