GRESIK – Beritautama.co – Memasuki musim panen raya, beberapa permasalahan masih tersimpan dan harus dihadapi petani yang sampai saat ini belum mampu terselesaikan. Kendati hasil produksi panen meningkat, kenyatanya belum mampu membangun kesejahteraan para petani. Pasalnya, petani geram masih ada permainan harga.
“Untuk produktifitas hasil pertanian di Desa Gredek \cukup meningkat, Karena beberapa kendala yang dihadapi petani, mampu diminimalisir oleh program-program yang dibuat pemerintah desa,” ujar Andrian Adi Prasetya, petani muda asal Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan pada Jum’at (11/03/2022).
Selain itu, sambung dia, penyebab hasil panen meningkat karena tidak ada serangan hama sundep yang merusak pertanian. Hanya saja, harga jual tidak bisa meningkat ketika produktifitas tinggi.
Sementara itu Kepala Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan, Muhammad Bahrur Ghofar mengakui kalau hasil panen di desanya mengalami peningkatan berkisar 6,5-7 ton/perhektar. Salah satu pemicu kenaikan produktifitas karena beberapa permasalahan mamu diselesaikan.
“Misalnya ongkos produksi dalam pertanian, kita mampu tekan dengan program jalan usaha tani (JUT). Serangan hama tikus berusaha kita tekan dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha). Itu menjadi solusi yang efektif,” paparnya.
Diterangkan, biaya angkut dari sawah yang semula Rp 25 ribu/perkarung mampu ditekan hingga menjadi Rp 7 ribu/perkarung. Sebab, melalui program JUT, memudahkan untuk mengangkut hasil panen. Luasan lahan pertanian di Desa Gredek sendiri seluas 275 hektar.
Muhammad Bahrur Ghofar mengakui permasalahan pertanian yang belum mampu diatasi yakni harga jual hasil produksi. Sebab, ada permainan harga di tingkat kartel atau tengkulak-tengkulak yang berdatangan dari luar Gresik. Sehingga, harga ditentukan oleh tengkulak ataupun kartel.
“Tengkulak dari luar mampu membayar langsung ke petani ketika panen meskipun terbilang harganya standar. Tapi tengkulak lokal belum mampu melakukan itu. Makanya, ini yang menjadi problem petani. Karena modal usaha petani juga tidak sedikit,” paparnya
Muhammad Bahrur Ghofar berharap Pemkab Gresik bisa memberikan inovasi dengan mendirikan badan usaha milik daerah (BUMD) pertanian. Hal ini sesuai dengan visi misi pemeritahan Gresik Baru yang mengatasi problem masyarakat dalam sektor pertanian,
“Industri besar yang bergerak di sektor pertanian harus bersinergi dan merangkul Bumdes disetiap desa untuk mengcover hasil produksi para petani di Kabupaten Gresik. Dengan begitu perekonomian di setiap desa tetap bisa berputar dalam artian tidak mati”,pungkasnya.