BOJONEGORO – Beritautama.co – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur meresmikan rumah perdamaian restorative justice (RJ) dan gedung barang bukti beserta rumdis kejari di Kabupaten Bojonegoro bersama dengan 17 kabupaten/kota lainnya se-Provinsi Jawa Timur secara bersamaan, Kamis (31/03/2022). Peresmian secara simbolis dilaksanakan di Balai Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro.
Hadir jajaran Kejati Jawa Timur, Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu’awannah, jajaran forkopimda, ketua jajaran asisten dan staf ahli, jajaran Ka. OPD Kabupaten Bojonegoro, Forkopimca Bojonegoro, Kange Yune Bojonegoro, serta diikuti secara daring oleh 16 kabupaten/kota se-Jawa Timur. Rombongan disambut dengan Tari Langen Thengul, tari selamat datang dari Bojonegoro.
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jawa Timur Mia Amiati mengatakan, ada beberapa peristiwa penerapan hukum yang sering kali mencederai keadilan masyarakat. Rasa keadilan masyarakat seakan-akan belum bisa terpenuhi.
“Untuk itulah maka di sini kita pernah melihat kasus contoh kasus Nenek Minah yang mencuri 3 buah kakao,” ujarnya memberi beberapa contoh lainnya menjawab kenapa rumah restorative justice ada.
Mia melanjutkan, beberapa contoh yang dipaparkan mempunyai pandangan dan mendorong agar semua jaksa yang ada di seluruh Indonesia bisa memiliki hati nurani dalam rangka proses penegakan hukum.
Dalam prosesnya, ada beberapa syarat untuk mendapatkan pelayanan restorative justice. Pertama, tindak pidana betul-betul merupakan pelaku yang belum pernah melakukan tindak pidana. “Jadi bukan merupakan residivis. Artinya, dia melakukan perbuatan pidana tersebut karena dorongan sesuatu yang memang butuh untuk hidup secara ekonomi, secara sosial,” ucap Mia Amiati.
Kedua, ancaman pidana dari keluarnya tersebut tidak lebih dari 5 tahun. Artinya, untuk hal-hal yang memang apakah lapisan tersebut ancaman pidananya tidak lebih dari 5 tahun, bisa dilakukan permohonan penghentian penuntutan. Ketiga, kerugian korban adalah tidak lebih dari Rp2,5 juta.
Keempat, dari kedua belah pihak ada keinginan secara hati nurani, tidak ada paksaan dari pihak mana pun untuk bisa saling memaafkan. Jadi fungsinya, lanjut Mia, bagaimana restorative ini diterapkan keadilan yang bisa mengembalikan keadaan semula.
Mia Amiati juga turut mengapresiasi kedatangan teman-teman media. “Terima kasih sudah hadir di tengah-tengah kami karena tanpa bantuan teman-teman media, kami juga tidak bisa berbuat banyak. Apa yang pernah kami kerjakan, keberhasilan kami ataupun penyampaian program-program dan langkah kami kepada masyarakat tak lepas dari peran media,” pungkas Mia Amiati.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Mu’awannah mengatakan, pihaknya meminta agar memberikan bimbingan dan arahan supaya pemerintahan yang good governance dan akuntabilitas menjadi semangat untuk menggunakan rumah RJ sebaik-baiknya.
“Selamat datang Ibu Kajati, kehadiran ibu di Bojonegoro memberikan semangat kami, memberikan motivasi dan juga energi positif bahwa kami senantiasa selalu harmonis untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan maupun kegiatan sosial, keagamaan, ekonomi,” ucap Dr. Hj. Anna Mu’awanah.
Masih di kesempatan yang sama, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Bojonegoro Badrut Tamam menuturkan, walau masih di tengah pandemi, Kajati Jatim berserta jajaran sempatkan hadir. Ini merupakan berkat Allah SWT. “Selamat datang di Bojonegoro,” ucap Badrut Tamam.
“Terdapat lima rumah RJ di Kabupaten Bojonegoro. Pertama, Balai Desa Kauman, Balai Desa Pacul Kecamatan Kota Kabupaten Bojonegoro, Balai Desa Jipo di Kecamatan Kepohbaru, Balai Desa Dolokgede Kecamatan Tambakrejo, dan Balai Desa Balenrejo yang ada di Kecamatan Balen,” ungkap Badrut Tamam.
Peresmian ditandai pemukulan gong oleh Kajati Jatim dan penandatanganan prasasti diiringi musik tradisional angklung. Rombongan selanjutnya melihat-lihat rumah RJ di Balai Desa Kauman dan bergeser ke gedung barang bukti dan rumah dinas kejari. (han/zar)