GRESIK- beritautama.co– Pupus, harapan akselerasi terwujudnya Universal Health Coverage (UHC) 100 %, sehingga seluruh masyarakat Gresik bisa mendapat pelayanan kesehatan gratis, pada penghujung akhir tahun 2022 ini. Sehingga, masyarakat Gresik nantinya dapat menikmati layanan Kesehatan hanya dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Penyebabnya, Pemkab Gresik gagal memenuhi kuota 500 ribu untuk penerima banguan iuran (PBI) Kartu Indonesia Sehaat (KIS) dalam DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial).
“SK dari Kementerian Sosial (Kemensos) sudah turun. Kita tidak mampu memenuhi kuota 500 ribu itu,”ujar Ketua Komisi IV. DPRD Gresik, Muchammad, Jum’at (08/04/2022).
Kepastian tersebut diterima setelah Komisi IV melakukan rapat kerja dengan Dinas Sosial (Dinsos) membahas Laporan Kinerja Pertangungjawaban (LKPj) tahun 2022. Sebab, SK dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk DTKS sduah turun di bulan April ini.
“Dari kuota 500 ribu dari Kemensos RI, kita kurang 84 ribu gakin yang bisa dicover JKN KIS,”tandas dia.
Padahal sebelumnya telah dilakukan penghitungan ulang kebutuhan anggaran. Kemungkinan besar, UHC bisa diberlakukan pada akhir tahun ini. Nanti setelah perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2022. Jika kuota 500 ribu gakin di Gresik masuk DTKS sebagai peserta JKN KIS.
Dikatakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik ini, berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan Dinas Sosial (Dinsos) Gresik dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik, kebutuhan anggaran hanya sebesar Rp 30 miliar untuk Kabupaten Gresik mewujudkan UHC.
Perhitungan awal, kebutuhan anggaran untuk mewujdukan UHC 100 % sekitar Rp 130 miliar dari APBD Gresik. Sebab, kepesertaan BPJS Kesehatan masih mencapai 78.87% atau 1.012.604 jiwa dari total keseluruhan 1.283.961 jiwa masyarakat Gresik. Jika untuk mewujudkan UHC 95 %, membutuhkan anggaran Rp 101 miliar dari APBD Gresik.
Ketika SK PBI sesuai DTKS Kemensos tersebut sudah sesuai dengan pengajuan kuota sebanyak 500 jiwa, maka anggaran yang dibutuhkan dalam APBD Gresik untuk mewujudukan UHC 100 % hanya kurang sebesar Rp 30 miliar dari anggaran yang sudah ada.
“Saat ini, kepesertaan BPJS Kesehatan di Gresik sudah 82 persen,”imbuh Anggota Komisi IV, Bustami Hazim.
Ditambahkan politisi PKB ini, Dinas Sosial (Dinsos) Gresik sedang mencari kendala sulitnya memenuhi kuota tersebut. Sebab, kendalanya kemungkinan ada 2 hal. Yakni, kesulitan menemukan gakin yang layak diusulkan sesuai dengan 14 kriteria miskin sesuai Badan Pusat Statistik (BPS) atau operator di pemerintahan desa tak menguplaod usulan dalam DTKS.
“Memang kalau acuannya persis dengan 14 kritera, sangat sulit,”pungkas dia.