GRESIK-beritautama.co- Mengatasi permasalahan banjir rob akibat gelombang air laut pasang seperti yang melanda empat kecamatan di Gresik, membutuhkan anggaran yang sangat besar. Sebab, perlu membuatkan water breaker atau pemecah ombak hingga air laut yang pasang tidak masuk ke pemukiman maupun tambak serta abrasi.
“Dalam kegiatan di kantor Kecamatan Manyar, ada pertanyaan dari salah satu kepala desa yang wilayahnya terdampak banjir rob itu. Kita tegaskan, tidak mampu kalau hanya mengandalkan pemerintah daerah dalam mengatasinya,”ungkap Ketua F-PKB DPRD Gresik, M Syahrul Munir, Sabtu (21/05/2022).
Ditambahkan politisi yang mewakili Kecamatan Manyar, Bungah dan Sidayu ini, hasil koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gresik, banjir rob semakin memang sangat parah di wilayah Mengare. Dan sudah saya share ke DKP Propinsi maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pusat.
“Butuh break water atau pemecah ombak sepanjang sekitar 10 sampai 15 kilometer di Mengare. Membangunnya pun menggunakan peralatan berat lewat laut,”jelas dia.
Kendati demikian, pemerintah daerah tetap bisa hadir untuk meringankan beban masyarakatnya yang tertimpa musibah banjir rob, utamanya petambak. Sebab, ikan yang dibudidayakan hilang terbawa air pasang ke laut.
“Setidaknya ada bantuan berupa bibit/benih ikan bandeng sebagai pengganti. Ini sebagi wujud hadirnya pemerintah untuk perlindungan masyarakat juga,”imbuh dia.
Hal senada dikatakan oleh Ketua DPRD Gresik Much Abdul Qodir yang mengakui anggaran untuk membangun break water sangat besar. Kendati demikian, Kabupaten Gresik pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk break water. Yakni, break water di Desa Campurrejo Kecamatan Panceng.
“Break water disitu, yang membangun pemerintah pusat beberapa tahun yang lalu. Kalau biata pembangunannya dari APBD Gresik, terlalu besar anggarannya,”tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir rob melanda di Kecamatan Gresik, Ujungpangkah, Manyar, dan Bungah yang menyebabkan pemukiman maupun tambak terendam serta abrasi Kamis (19/05/2022). Yang terparah di wilayah Mengare yang meliputi Desa Tajung Widoro, Watuagung dan Kramat Kecamatan Bungah. Puluhan hektar tambak tenggelam akibat banjir rob. Bahkan, areal tambak tampak seperti lautan. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta, Tingginya air pasang membuat pematang di beberapa lahan tambak jebol. Alhasil, berdampak pada puluhan tambak yang lain hingga mengakibatkan tenggelam. Para petani tambak kelimpungan. Sebab, banyak ikan yang seharusnya siap dipanen terpaksa harus lepas ke laut.
Berbagai cara dilakukan para petani tambak untuk menyelamatkan lahan maupun ikan mereka. Misalnya dengan menaikan bendungan tambak dan memasang jaring pembatas.Namun, gagal karena pasang air laut sangat besar.