GRESIK, Berita Utama – Ikan bandeng berukuran besar atau kawak yang mengikuti Kontes Bandeng Kawak Gresik tahun 2023 ini, dipastikan berasal dari petani tambak asli Gresik sendiri. Jaminan tersebut diberikan oleh Kepala Dinas Perikanan Gresik Moh Nadlelah.
“Tidak ada badeng kawak didatangkan dari luar daerah. Itu (bandeng kawak-red) hasil budidayanya petani tambak asli Gresik,”tegas dia kepada beritautama.co, Selasa (18/04/2023).
Ditambahkan Nadlelah, petani tambak Gresik sudah memeliharanya mulai tahun 2012 silam. Alhasil, ikan bandengnya berukuran besar atau tambak.
“Kita tangkapnya kemarin di tambak dan mirik (menjaring-red). Bandeng paling berat bobotnya 11,5 kilogram,”papar dia.
Nadlelah mengatakan, pihaknya terus mendukung adanya tradisi Pasar dan Kontes Bandeng kawak yang rutin diadakan setiap tahunnya. Sebab, memberikan dampak positif berupa peningkatan perekonomian bagi pembudidaya ikan Bandeng.
“Harga jual ikan Bandeng bisa meningkat dari 50 sampai 70 %. Oleh karenanya, kami juga melakukan pembinaan dengan program Kampung Bandeng mulai dari pakan, bibit bandeng berkualitas, jejaring kelompok pembudidaya, irigasi, konstruksi tambak hingga pengelolaan sekaligus pemasarannya,” tegas dia.
Sementara itu, langganan juara Kontes Bandeng Kawak, Syaifullah Mahdi yang juga Kepala Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujungpangkah kepada awak media menergaskan kembali menjadi kontestan pada tahun ini. Dia membawa bandeng kawak mulai seharga Rp 1 juta guna memeriahkan tradisi Pasar dan Kontes Bandeng Kawak.
Ikan bandeng yang dipelihara Syaifullah Mahdi pernah menyabet empat kali juara 1, kemudian juara 2, juara 3, juara harapan 1, hingga juara harapan 2 berturut-turut sejak tahun 2020. Pada tahun lalu, dia berhasil menjadi juara 1 dengan bandeng jumbo seberat 18,04 kg.
“Kami niatkan untuk meramaikan saja, menyelamatkan tradisi, menunjukkan ikonik daerah pangkah yakni budidaya bandeng jumbo. Harganya ini tidak bisa diperkirakan, bisa jadi dijual cuma Rp 1 juta, belum perawatannya. Tapi saya hanya ikut kontes saja, tidak ikut serta membuka stand jualan di Pasar Bandeng” jelas dia.
Keberhasilannya dalam mengikuti Kontes Bandeng Kawak, sambung dia, merupakan salah satu bagian dari keuntungan dalam membudidayakan ikan Bandeng. Sebab, membutuhkan biaya perawatan yang cukup tinggi.
“Jika ditanya perihal untung rugi, ya pasti rugi,” imbuh dia.
Meski demikian, dia tidak pantang menyerah. Sehingga, keberhasilannya menyabet juara merupakan kesungguhan dalam membudidayakan ikan Bandeng yang dijadikan sebagai salah satu hobi.
“Niatkan sebagai hobby karena nilai ekonomisnya high cost, kemudian sisihkan 10 ekor tiap tahunnya untuk sengaja dibesarkan. Itu bahkan usianya bisa mencapai 20 hingga 25 tahun,” pungkas dia.
Komentar telah ditutup.