GRESIK, Berita Utama – Revitalisasi Kawasan Heritage di Kota Lama Gresik masih perlu penataan yang komprehensif. Khususnya konsep relokasi atau pemindahan aktivitas pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM agar kawasan itu tetap menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Bahkan bisa menjadi salah satu icon Kabupaten Gresik nantinya.
Konsep penataan relokasi atau pemindahan pedagang PKL di Kawasan Heritage Gresik membutuhkan strategi serta perlu menampung banyak referensi untuk diadopsi. Salah satu yang bisa dijadikan rujukan ialah Malioboro, kawasan wisata pusat ekonomi, seni dan budaya yang menjadi icon Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tidak jauh berbeda dengan Kawasan Heritage Gresik, Malioboro juga mengalami serangkaian penataan. Mulai relokasi PKL, penataan fisik atau infrastruktur, perbaikan pedestrian, dan fasilitas umum lainnya. Namun demikian, penataan tetap mengedepankan citra Malioboro yang telah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya
Kepala Dinas Cipta Karya, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (CK PKP) Kabupaten Gresik Ida Lailatussa’adiyah dan Plt Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Gresik Malahatul Fardah kompak menyatakan bila nantinya akan ada penataan PKL maupun UMKM yang sebelumnya berada di kawasan Heritage Gresik.
“Rencananya iya, dari Diskoperindag,” ujar Ida Lailatussa’adiyah.
Mengenai hal itu, Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir mengungkapkan, penataan sektor UMKM di kawasan heritage perlu kajian dan analisis yang matang. Sehingga bisa benar-benar mendongkrak pemulihan ekonomi masyarakat.
“Harusnya ada kajian khusus, bagaimana agar penataan UMKM di kawasan heritage bisa benar-benar menjadi daya tarik bagi pengunjung, sehingga kawasan heritage selain menjadi destinasi wisata, juga bisa menjadi sentra ekonomi UMKM,” kata politisi PKB ini, Senin (07/11/2022).
Dijelaskan, penataan UMKM di kawasan Malioboro bisa menjadi pilot project. Dimana para PKL maupun UMKM direlokasi di dua titik lokasi, yakni di Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro II. Namun pemindahan para pedagang tidak mengurangi saya minat wisatawan maupun masyarakat untuk berkunjung.
“Jadi meskipun direlokasi, pedagang tetap ramai pembeli, dan itu butuh penataan yang pas, melalui kajian dan analisis,” pungkasnya.