GRESIK, Berita Utama – Persoalan yang tengah hangat terjadi belakangan ini menjadi sorotan yang perlu dievaluasi bagi pihak berwenang hingga masyarakat yang terlibat. Kasus penganiyaan, pengeroyokan hingga menyebabkan kematian yang melibatkan anggota perguruan silat di Kabupaten Gresik, menjadi atensi besar.
Untuk itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) mengajak kepada seluruh elemen, terutama para kiai, tokoh sesepuh, dan pihak-pihak terkait mengadakan mimbar bebas yang menyasar ke lapisan masyarakat paling bawah.
“Kami mengajak para guru, kiai agar bisa memberikan wejangan melalui mimbar yang ada dengan pihak-pihak yang potensial membuat pertikaian. Kita jaga Gresik yang berkah. Tidak saling menghasut, dan tidak saling menyalahkan,” ujarnya saat menghadiri acara halaqoh Ulama dan Umara yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik di Masjid Agung Gresik (MAG), Sabtu (10/12/2022).
Gus Yani mengakui bahwa masyarakat Gresik khususnya di wilayah selatan banyak yang mengadu dan dibuat resah oleh oknum anggota perguruan silat.
“Ada keresahan. Kapan hari ada rapat dengan seluruh kepala desa. Salah satu Kades di Balongpanggang sambat dan resah. Akibatnya, kami merasa tidak nyaman. Jangan sampai Gresik yang ramah menjadi tidak aman. Kenapa? Dari geng motor, atau gangster yang ramai diperbincangkan di Surabaya. Kalau di Gresik ini, perguruan silat,” imbuh dia.
Pergesekan yang menyebabkan perkaian terjadi, sambung dia, seringkali dipicu oleh hal-hal yang remeh dan sepele.
“Ada penjual bakso yang di gerobaknya ada stiker salah satu perguruan silat. Eh, masalah itu menjadi besar ketika ada perguruan silat yang berbeda mengetahui itu. Kemudian mengeroyok,” tutupnya.
Acara yang bertajuk hidup damai tanpa saling menyalahkan tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRD Gresik Much. Abdul Qodir, Ketua MUI Gresik KH. Mansoer Shodiq, Ketua PCNU Gresik KH. Mulyadi, Ketua PD Muhammadiyah Gresik KH. Moh. Ni’am, Ketua DPD LDII Gresik Abdul Muis, beserta Forkopimda.
Komentar telah ditutup.