GRESIK-Beritautama.co- Kendati banjir akibat luapan Kali Lamong yang merendam beberapa desa di 3 kecamatan mulai surut, namun 2 desa di Kecamatan Cerme masih terendam, Sabtu (12/02/2022).
Dalam pantauan beritautama.co, banjir masih menggenangi jalan Raya Morowudi Kecamatan Cerme. Namun, pengguna jalan masih bisa melintas sehingga tak sampai memutus akses jalan dengan status jalan kabupaten tersebut. Hanya saja, warga masih khawatir banjir semakin tinggi karena hujan masih terus terjadi.
“Banjir akibat luapan Kali Lamong di wilayah Cerme masih berdampak di beberapa desa. Salah satunya di desa kami, “ujar Sholeh (52), Warga Desa Morowudi.
Penjual pentol ini menjelaskan, banjir mulai mengenangi wilayah Desa Morowudi pada Jumat (11/02/2022) malam sekitar pukul 22.00 WIB. “Ketinggian banjir selutut orang dewasa,” tuturnya.
Banjir Kali Lamong yang masih menjadi langganan, membuat Sholeh geram dengan kinerja pemerintah. Padahal, sudah dijanjikan ada normalisasi yang dananya dari pemerintah pusat, masih belum berjalan efektif. Begitu juga pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Lamong yang dilakukan Pemkab Gresik dinilai lamban.
“Percuma kalau hanya melakukan normalisasi di wilayah Gresik saja. Meskipun Kali Lamong dilebarkan selebar-lebarnya tidak barengan dengan hulu. Karena banjir juga air kiriman dari wilayah selatan yang tetap banyak,” jelasnya.
Inovasi-inovasi dari pemerintah daerah, lanjut Sholeh, sangat diperlukan untuk menuntaskan persoalan banjir.
“Pemerintah daerah harus mengalirkan air ke tempat yang lain juga. Misalnya membuat sudetan atau embung untuk menyimpan air. Karena ketika banjir berbarengan air laut pasang, air tak bisa menuju laut. Makanya harus ada solusi lain,” cetus dia.
Desa lain yang menjadi langganan banjir ketika Kali Lamong meluap yakni Desa Sukoanyar Kecamatan Cerme. Bahkan banjir di situ biasanya paling parah di sekitar perumahan yang ada di sana.
“Kondisi banjir masih setinggi lutut orang dewasa,” jelas Fery Sulistiono (27), Warga Desa Sukoanyar. (mus/sho)
Komentar telah ditutup.