Nasional – Beritautama.co – Covid-19 di indonesia pekan ini mulai naik signifikan dengan munculnya Varian baru Omicron yang di prediksi akan naik diawal tahun 2022, terbukti beberapa daerah menaikan level pengetatan aktifitas sebut saja DKI Jakarta yang kembali menerapkan PPKM Level 3 akibat naiknya varian baru satu ini.
lebih waspada lagi mari kenali gejala-gejala varian satu ini, berikut 5 gejala varian Omicron yang paling banyak dikeluhkan pasien:
Sakit Kepala
Menurut penelitian ZOE, sakit kepala menjadi gejala Omicron yang lebih umum dibandingkan gejala klasik dari COVID-19 yaitu demam dan kehilangan kemampuan indra penciuman.
Studi tersebut menunjukkan bahwa sakit kepala akibat COVID-19, termasuk varian Omicron, cenderung terasa nyeri sedang hingga berat. Rasanya seperti ditekan, berdenyut, atau menusuk yang terjadi di kedua sisi kepala.
Kondisi ini bisa terjadi selama lebih dari tiga hari dan cenderung menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.
Pilek
Pilek juga menjadi salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan pasien COVID-19, terutama yang terinfeksi varian Omicron. Menurut studi ZOE, saat angka COVID-19 tinggi, kemungkinan pilek akibat infeksi virus tersebut juga tinggi.
Namun, pilek juga mungkin disebabkan oleh virus lain atau karena alergi. Hal inilah yang membuat banyak pasien COVID-19 sulit membedakan apakah itu pilek karena gejala Corona atau bukan.
Bersin
Sebelumnya, bersin kurang umum dikeluhkan orang sebagai gejala dari virus Corona. Namun, berdasarkan penelitian ZOE bersin ternyata menjadi salah satu gejala COVID-19 pada orang yang sudah divaksinasi.
“Meski banyak orang dengan COVID-19 mungkin bersin, tetapi itu bukan gejala yang pasti karena bersin sangat umum,” kata studi tersebut.
Sakit tenggorokan dan batuk termasuk gejala yang khas pada Omicron. Selengkapnya di halaman berikut.
Sakit Tenggorokan
Banyak pasien COVID-19 Omicron juga mengeluhkan gejala sakit tenggorokan. Gejala mirip seperti saat seseorang mengalami pilek atau radang tenggorokan.
Sakit tenggorokan akibat COVID-19 cenderung ringan dan berlangsung tidak lebih dari lima hari. Menurut data ZOE, hampir setengah dari pasien COVID-19 mengalami sakit tenggorokan. Gejala ini lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 18-65 tahun.
Batuk terus-menerus
Gejala lainnya adalah batuk yang terus-menerus. Dalam konteks ini, ‘terus-menerus’ berarti batuk yang terjadi berkali-kali sehari, selama setengah hari atau lebih.
Batuk akibat COVID-19 biasanya tergolong batuk kering, tidak mengeluarkan dahak atau lendir. Batuk terus-menerus ini cenderung muncul sekitar beberapa hari setelah sakit dan biasanya berlangsung selama sekitar empat atau lima hari.
Komentar telah ditutup.