SUMENEP – Beritautama.co – Adanya kebakaran selama dua kali terakhir ini di Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, menyimpan pertanyaan bagi warga soal motor pemadam kebakaran (damkar) bantuan Pemkab Sumenep yang tak diketahui rimbanya. Bahkan, meski kebakaran sudah dua kali terjadi di area lokasi dekat dengan sentral Kantor Kecamatan Gayam, motor damkar bantuan CSR BUMD Bakti Sumekar yang diturunkan pada tahun 2020 tersebut tak terlihat nongol di permukaan publik.
Berdasarkan informasi di masyarakat, motor damkar bantuan Pemkab Sumenep semasa kepemimpinan terakhir K.H. A. Busyro Karim itu berada di salah satu oknum pegawai Kecamatan Gayam.
“Pemkab Sumenep di akhir jabatan Kiai Busyro sepertinya memberi bantuan damkar, tapi ada di mana yah,” cetus Salam, Aktivis Pergerakan Pemuda Pulau Sapudi.
Salam menilai bahwa kesiapsiagaan soal kebakaran di Kecamatan Gayam cenderung tidak dipikirkan, sebab gelontoran bantuan damkar dari pemerintah tak diketahui siapa pemegang kuncinya. Oleh karena itu, menjadi pertanyaan besar bagi Salam tentang wujud damkar yang saat ini dinilainya seperti siluman tersebut.
“Ulah oknum Kecamatan Gayam, pemegang kunci damkar, damkar untuk pribadi atau umum,” ungkap pria yang akrab disapa Kempul itu.
Kempul menilai jika ada yang menyebut bahwa saat ini alasan tidak ada sopir yang mengoperasikan baginya hanyalah bualan. Sebab kata dia, sejak awal turunnya bantuan tersebut dirinya sudah menawarkan untuk membantu mengoperasikan pada saat dibutuhkan. Namun, upaya tersebut seolah tak digubris bahkan cenderung seperti milik pribadi.
“Bukan gak ada sopir, teman-teman organisasi kami sudah pernah mencoba, tapi sayang seolah milik pribadi,” tukasnya.
Saat hendak dikonfirmasi di Kantor Kecamatan Gayam, Camat Gayam belum bisa ditemui lantaran tidak ada di lokasi, sedangkan beberapa pegawai yang bertanggung jawab atas keberadaan damkar bantuan dari pemerintah tersebut juga sedang sibuk.
Sementara itu, Anggota Satpol PP Kecamatan Gayam Sahibul Bahri menyampaikan bahwa damkar tersebut diakui saat ini berada di Kecamatan Gayam, namun kondisinya dalam keadaan rusak.
“Damkarnya rusak tidak bisa dipakai,” katanya, Selasa (07/06/2022).
Lebih lanjut, saat disinggung apa yang mengakibatkan damkar tersebut rusak padahal selama ini tidak pernah digunakan, Sahibul Bahri mengaku bahwa kerusakan tersebut lantaran digunakan pada saat latihan.
“Kerusakannya saat itu dipakai untuk latihan,” singkatnya. (san/zar)