GRESIK, Berita Utama –Dinas Perhubungan (Dishub) Gresik gerak cepat merepon desakan dari kalangan dewan untuk mencari solusi lumpuhnya penyeberangan kapal penumpang Gresik-Bawean akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi yang sudah berlangsung beberapa hari. Yakni, meminta fasilitasi armada kapal ke perusahaan pelayaran.
“Kita sudah mengirim surat minta fasilitasi armada kapal dan melakukan lobi ,”ujar Kepala Dishub Gresik, Tarso Sagito, Selasa (27/12/2022).
Salah satunya ke perusahaan pelayaran PT Dharma Lautan Utama (DLU) di Surabaya. Dalam surat No: 552/1832/437.55/2022 tersebut disebutkan menindaklanjuti surat pengumuman dari Korsatpel Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur tanggal 23 Desember 2023 serta memeprhatikan peringatan untuk penundaan berlayar dari pelabuhan Gresik ke Pulau Bawean yang memperkirakan gelombang tinggi diatas 2.0-4.0 meter dari BMKG, sehingga kegiatan pelayatan mengangkut penumpang dan pengiriman barang mengalami penundaan.
“Kondisi tersebut berakibat terhambatnya fungsi distribusi sembako dan mobilitas penumpang. Sehubungan dengan hal tersebut, mohon fasilitasi armada kapal Dharma Lautan Utama untuk meelayani lintas penyeberangan Gresik – Pulau Bawean sampai keadaan cuaca mereda,”ujar Tarso dalam suratnya.
Ditambahkannya, antisipasi lain dilakukan dengan melakukan lobi ke PT Pelni sebagai alternative ketika PT DLU tak bisa memfasilitasi armada kapal.
“Semoga solusi yang kita lakukan bisa membuahkan hasil. Masak kita harus sewa kapal?.”selorohnya.
Langkah Dishub Gresik mendapat apresisasi dari Anggota DPRD Gresik asal Pulau Bawean, Bustami Hazim. Sebab, berdasarkan rilis BMKG, cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Pulau Bawean bakal berlangsung hingga awal tahun 2023.
“Kita mengapresiasi langkah yang seharusnya memang ditempuh oleh Dishub Gresik,”tandas dia.
Sebab, persediaan sembako warga di Pulau Bawean sudah menipis. Imbasnya, harga kebuthan bahan pokok (bapok) melonjak. Ditambah lagi, warga Pulau Bawean yang tertahan di Gresik maupun di Pulau Bawean, uang persediaannya sudah semakin menipis.
“Bahkan ada rombongan warga asal Pulau Bawean yang hendak kembali ke Malaysia, tiket pesawatnya berpotensi hangus karena tidak ada penyeberangan,”papar dia.
Komentar telah ditutup.