JAKARTA – Beritautama.co – Singkirkan 213 peserta, Film “Gemintang” karya Gresik Movie sukses meraih penghargaan sebagai film pendek terbaik untuk genre fiksi dalam ajang Family Sunday Movie (FSM) periode Februari 2022. Selain “Gemintang”, film “Maramba” dari Komunitas Etanan Films juga meraih penghargaan sebagai film pendek terbaik untuk genre film dokumenter.
Program FSM 2022 merupakan inisiasi dari Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Ekonomi Kreatif dan Produk Digital. FSM sendiri adalah sebuah festival film pendek untuk memberikan apresiasi bagi para pelaku industri perfilman khususnya film indie di Indonesia, sekaligus untuk mempromosikan karya film pendek yang terpilih.
Penghargaan tersebut diumumkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dalam acara Meet and Greet Family Sunday Movie periode Februari 2022 yang digelar secara daring.
“Saya ucapkan selamat, jangan lupa terus tingkatkan dan kembangkan kreativitas. Masih ada kesempatan bagi yang belum terpilih, jangan patah semangat, karena bulan-bulan berikutnya hingga Oktober 2022 akan terus bergulir dan bagi yang belum berpartisipasi, tunggu apa lagi jangan lewatkan informasi pendaftarannya yang ada di media sosial Kemenparekraf,” ucap Menparekraf Sandiaga Uno secara daring, Kamis (24/02/2022) lalu.
Menparekraf berharap Family Sunday Movie menjadi salah satu program Kemenparekraf yang tepat sasaran, tepat guna, dan tepat manfaat bagi pertumbuhan industri kreatif.
“Selamat berkreasi, ciptakan karya-karya hebat, kembangkan potensi daerah, dan buktikan kita mampu jadi agen perubahan untuk masa depan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf Mohammad Amin melaporkan terdapat 215 film pendek baik dalam bentuk fiksi maupun dokumenter yang mendaftar pada periode Februari 2022.
“Hal ini membuktikan bahwa sineas lokal produktif dalam menghasilkan karya yang luar biasa dan antusiasme begitu tinggi terhadap program Kemenparekraf untuk mendukung perkembangan film indie di Indonesia melalui karya-karya sineas atau komunitas film lokal. Kegiatan FSM juga memberi dampak yang signifikan terhadap pergerakan roda ekonomi, bertumbuhnya lapangan kerja, dan banyaknya tenaga kerja,” ujarnya.
Dia menjelaskan, jika satu komunitas membutuhkan tenaga kerja sekitar 30 orang, dengan 215 film artinya ada sekitar 6.450 tenaga kerja yang terserap. Ini tentu menjadi sinyal kebangkitan sektor ekonomi kreatif dalam penciptaan lapangan kerja.
“Harapan kami FSM dapat membantu sineas muda untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi diri, memajukan film-film pendek daerah agar mendapat tempat yang diakui dan mampu bersaing baik di dalam maupun di luar negeri,” pungkasnya. (btu/zar)
Komentar telah ditutup.