GRESIK, Berita Utama – Nasib petani penggarap di Kecamatan Balongpanggang semakin terpuruk di tengah kenaikan harga sembako. Sebab. harga jual kangkung anjlok karena stok kangkung melimpah. Apalagi, hasil penjualan dibagi dengan pemilik tanah yang digarap.
Seperti keluhan Kanifah (52), salah satu petani penggarap yang menanam kangkung di Desa Pacuh, Kecamatan Balongpanggang. Sebab, harga jual biji kangkung anjlok hingga hampir separuh harga sebelumnya.
“Awalnya sekitar di angka Rp 11 sampai 13 ribuan perkilogram. Sekarang sudah turun sampai Rp 9 ribu per kilonya. Itu (turunnya harga-red) juga cepet banget. Yang jual banyak, jadi harganya murah,” ujarnya saat ditemui beritautama.co, Jum’at (15/09/2023).
Dari lahan sawah kurang lebih seluas 140 m² yang digarap, Kanifah memanen sebanyak 12 karung sak besar biji kangkung.
“Itu campuran dari panen kemarin. Kalau yang sekarang saya garap ini hanya dapat 3 karung sak besar. Sisa yang banyak lainnya ini (yang dikumpulkan-red) sampah atau daduk, itu juga dijual langsung,” tambahnya.
Penuturan serupa diungkapkan, Lani (67) yang mengatakan bahwa daduk dijual langsung kepada tengkulak.
“Daduk bisa buat pakan sapi. Nah, ini dijual langsung ke pengepul. Harganya juga murah, satu kilogramnya itu Rp 2 700 ,” ungkap dia.
Menurutnya, penghasilan yang didapat dari panen kangkung ini tidak seberapa. Sebab, ada tambahan biaya lainnya yang harus dikeluarkan.
“Belum juga ngasih upah ke preman (buruh tani-red), lalu bagi hasil dengan pemilik lahan, dan juga untuk menyewa mesin perontok. Belum lagi harga-harga sembako juga banyak yang naik. Nggarai ngelu, sembarang kalir mundak (bikin pusing kepala, apa-apa naik semua-red),” pungkas dia.
Komentar telah ditutup.