GRESIK- beritautama.co– Kreatifitas dan prestasi di bidang sosial dan lingkungan yang dilakukan Aeshnina Azzahra Aqilani (15) mendapat apresiasi dari BRI dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 dalam program BRI Peduli, Minggu (17/07/2022).
“Kita ingin memberikan arti lebih untuk perayaan Hari Anak Nasional di tahun ini. Kita punya konsep yang berbeda dengan yang lain. Salah satunya kita memberikan dukungan kepada anak anak yang memiliki prestasi tidak hanya di bidang akademik tetapi juga prestasi di bidang sosial dan lingkungan,” ujar Manager CSR dan Community Development Departement BRI Agusman Muhammad Latif.
Ditambahkan, pihaknya memberikan penghargaan kepada 2 anak di Indonesia. Yakni, Aeshnina Azzahra dari Gresik, Jawa Timur dan Keyza dari Kota Ambon, Maluku. Sebab, keduanya mempunyai action dan program untuk menjaga lingkungan dan sungai.
“Program ini sejalan dengan Tujuan BRI Peduli memberi makna Indonesia khusunya pencapaian dalam sustainable development goals (SDG’s) dan juga enviroment social and goverment,”ujar dia
Semenara itu, Nina-sapaan akrab Aeshnina Azzahra – mengaku bersykur menjadi salah satu anak yang mendapat penghargaan dari BRI.
“Saya sejak sekolah dasar dan dengan dukungan orang tua, sudah ikut aksi tentang lingkungan hidup dengan mengajak teman-teman sekolah ,”ujar dia dalam siaran persnya, Minggu (17/07/2022).
Untuk menceritakan tentang dampak polusi plastik terhadap lingkungan hidup, Nina membuat komunitas anak muda yang bernama riverwarrior. Kenapa Platik ?. Sebab, plastik mempunyai hubungan dengan iklim . Plastik terbuat dari minyak bumi dan bahan kimia. Jika di bakar menimbulkan asap yang mengandung dioksin dan jika lama dilingkungan akan menjadi mikroplastik.
Mikroplastik adalah plastik yang berukuran kurang dari 5 mm, Ada 2 jenis mikroplastik primer dan sekunder. mikroplastik primer adalah mikroplastik yang sengaja di buat industri ukurannya mikro, biasanya berbentuk microbeads atau granul. Sedangkan. mikroplastik sekunder adalah hasil degradasi plastik besar (mega / makro plastik) menjadi mikroplastik akibat faktor lingkungan seperti panas, limpasan air, dan faktor fisik lainnya.
Sampah plastik yang dihasilkan global bisa mengelilli bumi dan merusak sungai sungai yang ada di Indonesia. Padahal sungai adalah anugrah dan sungai adalah gambaran surga bagaimana terdapat sungai susu dan sungai madu. Fakta saat ini. setiap tahun 1000 ekor penyu mati akibat sampah plastik.
“Terdapat racun-racun pada plastik yang berdampak pada kesehatan kita. Seperti menggangu hormon dan gangguan sistim reproduksi. Karena bersifat akumulatif dampaknya akan terasa di massa tua,”urai dia.
Untuk itu, Nina mengajak anak anak di Indonesia untuk berperan aktif dalam memperjuangkan lingkungan hidup yang sehat untuk masa depan. Caranya, tidak menggunakan plastik sekali pakai, mendukung tersedianya pelayanan sampah di tiap desa, memilah sampah rumah tangga menjadi 3 jenis, memakai pembalut dan popok kain dan membiasakan membawa tas belanja dan wadah sendiri saat keluar rumah
“Kenapa harus anak muda, karena kita mempunyai hak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, Karena kita sebagai generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin di generasi selanjutnya,”tukas Nina.
Sedangkan Dr Daru Setyorini sebagai ibunda dari Aeshnia Azzahra yang sekaligus pendiri Yayasan Ecoton mengatakan bahwa sampah menjadi masalah semua tempat bahkan di seluruh negara. Setiap orang dalam sehari menghasilkan ½ kg sampah.
“ Bagaimana cara kita untuk tidak menghasilkan sampah setiap harinya, dari pola komsumsi kita dan sedikit sekali alternatif produk yang menggunakan plastik sekali pakai. Contohnya Tas kresek membutuhkan waktu 100 tahun untuk terurai, tetapi penggunaannya hanya 5 menit. Dan itu masiif sekali digunakan oleh masyrakat kita,”tukas dia.
Daru sangat senang korporasi Yang mendukung upaya komunitas untuk menjaga lingkungan, karena sangat penting untuk menjaga lingkungan.
“Masalah lingkungan saat ini belum diprioritaskan dan tidak dianggap penting bagi anak. Padahal lingkungan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak secara fisik maupun emosional. Jadi anak anak juga harus di edukasi terkait dengan lingkungan, orang tua, pemerintah dan korporasi untuk bersama sama menjaga lingkungan agar anak anaktumbah dengan sehat,”pungkas dia.