GRESIK, Berita Utama- Kendati Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik telah menutup pendaftaran program beasiswa dokter spesialis yang bakal ditugaskan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umar Ma’sud di Pulau Bawean, tetapi Komisi IV DPRD Gresik tetap merekomendasikan perpanjangan waktu untuk memberikan kesempatan bagi putra dan putri dari Pulau Bawaen untuk mendaftarkan diri.
Anggota Komisi IV DPRD Gresik, Musa dan Bustami Hazim mengaku dalam rapat kerja dengan Dinkes Gresik sehari sebelumnya, bersikap ngotot agar memprioritaskan putra daerah yang domisili di Pulau Bawean untuk mendapatkan beasiswa dari APBD Gresik tersebut. Alasannya, supaya program beasiswa dokter spesialis tidak hanya dijadikan ajang batu loncatan sesaat.
“Saya minta dokter yang menerima beasiswa tersebut mengabdikan diri di Pulau Bawean seumur hidup. Percuma saja kalau Pemkab Gresik mengeluarkan anggaran untuk beasiswa dokter spesialis tetapi setelah delapan tahun mengabdi di Pulau Bawean, kemudian pindah atau keluar dengan berbagqi alasan. Itu sudah pola lama,”ujar Anggota Komisi IV, Musa dengan nada sengit, Selasa (11/04/2023).
Padahal, beasiswa untuk 5 dasar medis yaitu dokter spesialis anestesi, penyakit dalam, bedah, anak, dan obgyn ata dokter kandungan selalu menjadi masalah bagi RSUD Umar Ma’sud. Selama ini, kebutuhan 5 dokter spesialis tersebut tercukupi dari bantuan pemerintah pusat dan propinsi untuk persyaratan program pendidikan dokter spesialis.
Dari kelima program beasiswa dokter spesialis yang dibuka, putra-putri berprofesi dokter dari Pulau Bawean yang mendaftar hanya 2 orang. Itupun yang diperebutkan untuk spesialisasi yang sama. Praktis, sisanya berasal dari luar Pulau Bawean. Sedangkan, peraturan bupati (Perbup) tidak membatasi beasiswa wajib dari putra-putri yang berdomisili di Pulau Bawean.
“Makanya, Dinas Kesehatan harus menggunakan pola baru agar program beasiswa dokter spesialis tepat sasaran dan efektif sesuai dengan tujuan awal. Yakni, tak ada kekurangan dokter spesialis di RS Umar Mas’ud. Dan dokter spesialis yang mendapatkan program beasiswa putra daerah yang bermukim di Pulau Bawean,”tandas politisi Partai Nasdem ini.
Anggota Komisi IV dari Pulau Bawean lainnya, Bustami Hazim sangat sepakat dokter dari putra-putri Pulau Bawean yang diprioritaskan untuk mendapat program beasiswa dokter spesialis kerjasama Pemkab Gresik dengan Universitas Brawijaya (Unbraw) dan Univesitas Airlangga (Unair).
“Sangat ideal kalau dokter spesialis berasal dari putra dan putri yang berdomisili di Pulau Bawean. Tetapi, kita juga harus menghitung waktu dimulainya perkuliahan untuk program dokter spesialis. Jangan sampai anggaran yang sudah tersedia dalan APBD Gresik menjadi tak terserap,”papar dia.
Menurut politisi PKB ini, kurangnya dokter spesialis di RSUD Umar Masud berdampak besar ketika penanganan medis. Sebab, dokter spesialis menjadi penanggungjawabnya. Dokter spesialis yang bisa menjadi dasar RSUD Umar Mas’sud dalam mengajukan klaim bagi pasien yang menjadi kepersertaan BPJS kesehatan.
Sedangkan selama ini, sambung Bustami, dokter spesialis yang sedang melengkapi persyaratan pendidikan dokter spesialis di RSUD Umar Mas’ud juga sering izin ke daratan untuk berbagai keperluan. Praktis, sering terjadi kekosongan dokter spesialis juga.
“Intinya, kami berharap mereka yang mendapatkan beasiswa program dokter spesialis untuk ditugaskan di RSUD Umar Ma’sud memiliki dedikasi tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. Sehingga, tujuan agar pelayan di RSUD Umar Mas’ud sama dengan di Pulau Jawa,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.