GRESIK, Berita Utama – Pupus sudah mimpi indah Gresik United (GU) untuk bisa naik kasta ke Liga 1 Indonesia 1 di musim kompetisi tahun depan setelah rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI memutuskan kompetisi Liga 2 musim 2022-2023 secara resmi dihentikan. Padahal, pertemuan owner klub Liga 2 pada 14 Desember 2022 silam di Jakarta, semua perwakilan klub menyetujui kompetisi dilanjutkan.
Direktur Operasional Gresik United, Thoriqi Fajrin yang mewakili Gresik United dalam pertemuan tersebut mengaku telah menandatangani persetujuan agar kompetisi Liga 2 berjalan. Anehnya, saat ada persetujuan kompetisi dihentikan dirinya merasa tidak menandatangani surat tersebut.
“Saya memang menandatangani kompetisi liga 2 tetap lanjut dengan sistem buble jika sarana dan prasarana stadion masih perlu perbaikan. Soal ada tanda tangan kompetisi dihentikan, itu permasalahannya,” kata dia kepada beritautama.co, Jumat (13/01/2023).
Pihaknya masih menggali informasi, sosok yang menandatangani persetujuan pemberhentian. Pasalnya, hampir sebagian besar home base atau stadion tuan rumah sudah dinilai, dan mengeluarkan biaya tidak sedikit. Operasional tim risk assement, sambung dia, biayanya ditanggung oleh klub.
“Kalau dibilang kecewa, otomatis iya. Kami berharap ada solusi bagi pemangku kebijakan sepak bola di tanah air,” terangnya.
Kaji Riki- sapaan akrab Thoriqi Fajrin- menegaskan bahwa keputusan tersebut tentu merugikan bagi Gresik United. Sebab klub sudah mengeluarkan banyak tenaga, pikiran, dan finansial sebagai persiapan mengikuti kompetisi Liga 2.
“Tim kami sudah on fire. Stadion Gelora Joko Samudro juga sudah dinilai melalui risk assement oleh Mabes Polri. Hasilnya, tidak mengecewakan dan layak dipakai untuk kompetisi liga 1 dan 2. Kalau dihentikan sama saja kami sudah bekerja tapi tak ada hasilnya,” tandas dia.
Pemberhentian kompetisi tentunya berdampak kepada banyak pihak. Selain klub, para pemain juga terkena imbasnya karena penghasilan mereka sangat bergantung pada kompetisi.
Komentar telah ditutup.