GRESIK, Berita Utama- Setahun jajaran direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Gresik telah dilantik oleh Bupati Gresik, tepatnya April 2022 silan, tetapi kinerja perusahaan pelat merah tersebut tak menunjukkan perubahan yang signifikan. Buktinya, tingkat kehilangan air atau non revenue water (NRW) di triwulan I tahun 2023 mencapai 43,1 %.
“Berdasarkan data yang diberikan direksi Perumda Giri Tirta dalam rapat evaluasi triwulan I tahun 2023 di pekan kemarin, tingkat kehilangan air mencapai 43,1 persen. Angka lebih rendah dibandingkan pada bulan Januari 2023, tingkat kehilangan air mencapai 44, 33 persen,” ujar Anggota Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir, Minggu (07/05/2023).
Dengan tingkat kehilangan air yang fantastis tersebut, anggota Komisi II mempertanyakan penyebabnya. Sebab, kondisi tersebut sangat berpengaruh pada keuangan Perumda Giri Tirta. Bahkan, apabila dibiarkan tanpa ada langkah cepat dan tepat berimbas badan usaha milik daerah (BUMD) tersebut.
“Jadi, penjelasannya tingkat kehilangan air bukan sekedar imbas perpipaan yang sudah uzur dan perlu dilakukan peremajaan, melainkan juga biaya operasional yang sangat tinggi,”tukas dia.
Pemborosan biaya operasional karena ikatan kontrak dengan SPAM Umbulan. Sebab, Perumda Giri Tirta yang mendapat jatah 1000 liter perdetik sudah mendapatkan distribusi sebanyak 800 liter perdetik.
“Tapi, Perumda Giri Tirta tidak mampu menjualnya. Sebab, air dari SPAM Umbulan yang terdistribusi hanya 480 liter pedetik. Sebaliknya, Perumda Giri Tirta harus membayar kontrak pembelian air 800 liter perdetik,”urai dia.
Bagai makan buah simalakama, sambung Syahrul Munir, kalau Perumda Giri Tirta menurunkan debit air dari SPAM Umbulan menjadi 480 liter perdetik, maka banyak pelanggan yang tak mendapatkan distribusi air. Sebaliknya, kalau memaksa dengan kondisi saat ini, maka tingkat kehilangan air sangat fantastis.
“Solusinya dari penjelasan direksi Perumda Giri Tirta dengan menambah pelanggan. Sehinga, air yang dibeli dari SPAM Umbulan bisa terdistribusi. Itu sudah direncanakan untuk pelanggan di Kecamatan Duduksampeyan dan Manyar. Tapi, lagi-lagi ada kendala yakni proyek pembangunan reservoir di Bunder yang dilaksankanakn Dinas Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DCKPP) Gresik tak bisa selesai tahun 2022 kemarin. Dan masih dilanjutkan pada tahun 2023 ini,”jlentrehnya.
Jajaran direksi Perumda Giri Tirta, lanjut Syharul, juga meminta dukungan dari Komisi II DPRD Gresik agar Peraturan Daerah (Perda) No 9 tahun 2021 tentang perubahan modal dasar dan penyertaan modal di Perumda Giri Tirta agar dilakukan revisi lagi. Sebab, perda tersebut secara detail memasukkan pengunaan penyertaan modal beserta nominalnya. Padahal, fakta di lapangan sudah tak relevan. Sehingga, menyulitkan dalam realisasinya.
“Perubahan atau revisi perda itu sangat penting sebagai solusi yang diharapkan oleh direksi Perumda Giri Tirta,”tukas dia.
Hal senada dikatakan Ketua Komisi II DPRD Gresik, Asroin Widyana yang mengaku dalam rapat evaluasi kinerja Perumda Giri Tirta di triwulan I tahun 2023 menunjukkan angka kehilangan air yang sangat tinggi. “Itu sama saja dengan ndrowos, bukan sekedar bocor,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.