GRESIK – Beritautama.co – Pertumbuhan ekonomi Gresik pada tahun 2021 sudah tumbuh sebesar 3,79%, atau meningkat 7,47% dari tahun 2020 yang berada posisi menurun sebesar -3,68%.
“Pertumbuhan ekonomi Gresik sebesar 3,79% ini lebih tinggi di atas rata-rata nasional sebesar 3,69% dan rata-rata Provinsi Jawa Timur sebesar 3,57%,” kata Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) dalam arahannya pada kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Gresik Tahun 2023, Selasa (22/03/2022).
Dijabarkan Gus Yani, beberapa isu strategis yang dihadapi di Kabupaten Gresik, seperti di antaranya kemiskinan, infrastruktur jalan, dan bencana banjir. Untuk Infrastruktur jalan, sambung dia, panjang jalan total 512.164 km di Kabupaten Gresik persentasenya 51,6% dalam kondisi baik, 24,20 dalam rusak ringan, 22,3% kondisi sedang, dan 1,8% rusak berat.
“Untuk infrastruktur jalan pada tahun 2023 direncanakan peningkatan/pemeliharaan jalan sepanjang 77,21 km dengan alokasi dana sebesar Rp371 miliar,” ungkap dia.
Sedangkan masalah banjir, lanjut Gus Yani, di Kabupaten Gresik terdata terdapat 42 titik banjir yang berdampak pada 63,1 kilometer jalan, sebanyak 5.838 rumah warga dan 3.057 hektare sawah dan tambak.
Dalam mengatasi permasalahan banjir, Bupati Yani menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Gresik sudah melakukan langkah-langkah dalam penanganannya. Dengan usaha normalisasi Kali Lamong, sejak 2021 dilaksanakan pembebasan lahan sepanjang 6,3 km dari dana APBD Gresik dan sepanjang 4,15 km dengan dana corporate social responbility (CSR).
Pada tahun 2022 ditargetkan akan dilakukan pembebasan sekitar 15,73 km yang telah dianggarkan pada APBD Gresik. Untuk tahun 2023 direncanakan pembebasan sepanjang sekitar 12,5 km dengan menggunakan dana APBD Gresik.
“Mudah-mudahan ini bisa terealisasi dengan baik, karena kami yakin ketika infrastruktur berupa kemantapan jalan dan terkendalinya banjir, otomatis ada peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Gresik,” tandas dia.
Gus Yani mengajak bersama melangkah dalam pembangunan Gresik yang utuh yaitu menghapuskan ketimpangan antarwilayah, mendorong pemerataan pembangunan dari perkotaan hingga pelosok pedesaan.
“Serta bersama mari kita berbenah untuk mengatasi permasalahan yang nyata dengan kita tuangkan bersama dalam RKPD tahun 2023,” papar dia.
Sedangkan Wabup Aminatun Habibah mengatakan target di tahun 2022, angka kemiskinan bisa turun menjadi 11,50%. “Dan tahun 2023 turun sebesar 10,70% atau kalau bisa turun menjadi satu digit,” ujarnya.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Gresik selalu lebih tinggi dari provinsi dan kabupaten lain salah satunya dikarenakan rata-rata pendapatan berdasarkan garis kemiskinan Kabupaten Gresik tahun 2021 sebesar Rp505.499 per kapita/per bulan.
“Dan ini lebih tinggi dari provinsi dan nasional,” pungkas dia.