GRESIK- beritautama.co- Ketua Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kabupaten Gresik Hj Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani bersama Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik dr Mukhibatul Khusnah, Kepala Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Gresik, drg Saifudin Ghozali, Tenaga Ahli Bupati Faiz Abdala serta jajaran Dinas KBPPPA dan TPP PKK Gresik ngansu kaweruh ke Kampung KB Desa Wedomartani Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jum’at (29/07/2022). Sebab, angka stunting Kabupaten Sleman terhitung rendah hanya 6,8 persen
“Kita akan melihat dan pelajari kemudian nantinya akan kita terapkan di Kabupaten Gresik. Kasus Stunting yang bersifat dinamis tentu membutuhkan kinerja ekstra dalam penanganannya,” ungkap Ning Nurul-sapaan akrab. Hj Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani.
Diharapkan ada sinergi dan kerjasama dalam upaya penurunan angka stunting dapat memberikan efek domino untuk memajukan pembangunan di wilayah Kabupaten Gresik.
Sementara Kepala Dinas KBPPPA Gresik Saifudin Ghozali menambahkan penurunan stunting merupakan tugas besar bersama. Karenanya, Pemkab Gresik berkomitmen mendukung program pemerintah dalam rangka mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Kami belajar bersama sama disini dan kami optimis bagaimana angka stunting di Kabupaten Gresik segera dapat diturunkan,” tukas dia.
Sedangkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman Suci Iriani Sinuraya menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang paling dasar akibat kekurangan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Di Kabupaten Sleman, angka kasus stunting masih cukup tinggi dan menjadi prioritas utama penanganan.
Pemkab Sleman berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.
“Sebagai bentuk komitmen, Pemkab Sleman telah menetapkan sejumlah regulasi untuk akselerasi pencapaian target penurunan stunting,” terangnya.
Adapun inovasi yang dilakukan Pemkab Sleman salah satunya melalui program Pecah Ranting Hiburane Rakyat ( Pencegahan Rawan Stunting, Hilangkan Gizi Buruk dan Tingkatkan Ekonomi Rakyat). Dengan inovasi tersebut berhasil meningkatkan status gizi ibu hamil Kekurangan Energi Kronis [KEK] sebesar 50% serta menekan angka stunting di Sleman.
“Sehingga satu dari lima balita beresiko stunting di Sleman dapat berstatus normal,” pungkas dia.<>