SUMENEP – Beritautama.co – Kantor Pemerintahan Kabupaten Sumenep digeruduk sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar), Selasa (22/02/2022). Puluhan mahasiswa tersebut datang melakukan demonstrasi untuk menagih 8 janji politik Bupati dan Wakil Bupati Sumenep selama sebelum dirinya menjabat.
Korlap Aksi Muhammad Nur menyampaikan bahwa selama satu tahun perjalanan Bupati Ahmad Fauzi dinilai masih sangat amburadul, sehingga belum betul-betul dirasakan oleh masyarakat.
“Pemerataan pembangunan antara daratan dan kepulauan, apa yang terjadi satu tahun terakhir belum dinyatakan berhasil dirasakan oleh masyarakat,” teriaknya dalam orasi.
Bukan hanya infrastruktur, Muhammad Nur Juga menyinggung penyaluran insentif guru ngaji yang masih disinyalir penuh dengan problem, bahkan jauh dari kata apa yang menjadi jargon Bupati Sumenep yakni “Bismillah Melayani”.
“Kami minta Bupati Sumenep untuk menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan Pemkab Sumenep,” tegasnya.
Selain itu, dirinya juga meminta agar Bupati Sumenep menyampaikan output dari pelatihan wirausaha muda yang dikemas dengan pesantren enterprenuer muda yang bahkan menghabiskan anggaran miliaran rupiah, namun sampai saat ini belum jelas apa dampaknya terhadap Kabupaten Sumenep.
“Jangan sampai program santri enterprenuer muda hanya menjadi kegiatan formalitas saja, untuk menghabiskan anggaran negara miliaran,” ujarnya.
“Sampai saat ini belum ada satupun produk unggulan yang dihasilkan dari program tersebut, bahkan belum ada peningkatan ekonomi yang tampak,” imbuhnya.
Selama ini, Muhammad Nur mengaku hanya mendapatkan kekecewaan. Dia menyesali kenapa bupati sangat enggan untuk menemui mahasiswa untuk melakukan diskusi dan berargumentasi. Padahal, kata dia, pihaknya datang untuk menemui mewakili masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya.
“Jangan sampai ini dibiarkan untuk berlarut-larut selama masa kepemimpinannya,” tuturnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga menuding 8 janji politik yang digadangkan Bupati Sumenep hanya dijadikan sebagai rayuan untuk mengelabuhi masyarakat agar memilihnya menjadi bupati selama lima tahun.
“Kami menganggap perjalanan Bupati Sumenep telah gagal dalam menjalankan amanah rakyat,” pungkasnya.
Pantauan di lapangan, dalam demonstrasi tersebut sejumlah mahasiswa membawa beberapa poster dengan bertuliskan “Kami butuh bukti bukan janji”, “20 % pertama saya gagal, 80% apalagi”, “8 Janji politik amburadul”, dan lain sebagainya.
Selama unjuk rasa berlangsung, ratusan personel Polres Sumenep digerakkan untuk melakukan proses pengamanan demi menjaga kondusivitas berlangsungnya aksi tersebut.
Aksi tersebut bubar dengan sendirinya lantaran mahasiswa kecewa tidak ditemui oleh Bupati Sumenep, dengan alasan sedang menjalankan tugas dinas keluar kota. (san/zar)
Komentar telah ditutup.