GRESIK- beritautama.co– Perubahan iklim akibat pemanasan global serta anomali cuaca, dan masalah lain yang berdampak secara signifikan terhadap lingkungan dikaji oleh Lembaga Forum Kota (Forkot) Gresik dengan menghadirkan Anggota DPRD Gresik dari Fraksi Nasdem, Musa dan Pengajar Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Prof Purwo Sudirjo dalam dialog bertajuk mari berkontribusi menanggulangi perubahan iklim yang berlangsung di Balai Nelayan Pasusukan Kelurahan Lumpur Kecamatan Gresik, Jum’at (30/09/2022).
Dalam paparannya, Prof. Purwo Sudirjo mengatakan bahwa perubahan iklim terjadi karena dampak emisi sisa pembakaran serta efek rumah kaca berlebihan yang tanpa disadari menyebabkan kerusakan lapisan ozon menjadi lubang mengangga. Alhasil, terjadi pemanasan global, dimana suhu bumi akan naik signifikan.
Resiko pemanasan global berakibat perubahan iklim dirasakan oleh berbagai sektor termasuk pertanian. Maka, dibutuhkan kepedulian bersama terhadap lingkungan serta pengelolaan limbah hingga membangun koridor hijau..
“Petani akan semakin merugi akibat cuaca tidak menentu. Karena itu dibutuhkan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan, sehingga bisa mengurangi kondisi buruk yang ada saat ini,” terang dia.
Pola pengelolaan limbah rumah tangga, lanjut dia, juga sangat penting. Mengingat, meningkatnya aktivitas kehidupan manusia sehari-hari juga pasti berpengaruh terhadap produksi limbah rumah tangga, seperti limbah popok dan plastik.
“Banyaknya sampah plastik di sekeliling kita juga menjadi problem tersendiri dan harus ada penanganan. Jika ditimbun akan berdampak terhadap pencemaran sumber-sumber air. Maka dari itu, air yang bening belum tentu layak dikonsumsi,” tandasnya.
Hal senada disampaikan Anggota DPRD Gresik Musa. Menurutnya, pengurangan risiko perubahan iklim harus diantisipasi oleh semua pihak. Apalagi, Kabupaten Gresik merupakan wilayah dengan basis industri.
“Bila perlu, perusahaan harus dipaksa melalui kampanye lingkungan. Saya melihat pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), kinerja yang dilakukan masih bersifat rutinitas. Sehingga penanggulangan terhadap perubahan iklim ini sangat kecil,” bebernya.
Faktor penyebab perubahan iklim yang paling utama adalah penggunaan energi yang tak ramah lingkungan. Perusahaan-perusahaan berbasis energi menjadi penyumbang terbesar perubahan iklim. Selain itu, bahan kimia yang digunakan oleh industri juga sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan.
“Pembakaran sampah juga berpengaruh. Hasil riset, kebanyakan dari kita adalah membakar 20 persen sampah yang tiap hari dibakar,” ucapnya.
Pemkab Gresik, lanjut dia, sudah berusaha hadir mengatasi sampah dengan dibangunnya 3 tempat pengolahan sampah terpadu. Untuk itu, Musa mengajak membuat rumusan kontribusi pemuda dalam menanggulangi perubahan iklim.
“Rumusan itu, kita sodorkan ke pemerintah untuk berkolaborasi dan bersinergi,”tegas dia.
Hadir dalam dialog tersebut, beberapa perwakilan dari Persatuan Anak Lumpur (PAL), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Gresik, Ikatan Pelajar Putra – Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU), Gerakan Pemuda Nusantara (Genpatra), Pemuda Pancasila (PP), Masyarakat Gresik Peduli Kemanusiaan (MGPK), Lembaga Avicenna for Good Goverment and Public Policy, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Gresik, serta sejumlah nelayan Kelurahan Lumpur.