GRESIK, Berita Utama- Pengairan masih menjadi masalah serius bagi petani. Sehingga, mereka tidak bisa maksimalkan dalam mengelola lahan pertaniannya. Seperti petani di wilayah Gresik selatan yang sebagian besar gagal panen karena padi sudah terlanjur ditanam tetapi kekurangan air.
Salah satunya terjadi di Desa Wahas Kecamatan Balongpanggang. Banyak sekali lahan pertanaian yang gagal panen. Padi yang sudah ditanam sudah mengeluarkan bulir-bulir tetapi tak bisa berkembang karena tanaman sudah menguning dan mengering kekurangan air. Praktis, tanaman padinya tak bisa dipanen.
Namun, ada sebagian yang masih berupaya untuk menyelamatkan tanamannya agar bisa tetap panen. Sehingga padinya masih bisa bertahan sebulan lagi untuk dipanen. Salah satunya yang dilakukan oleh Karmen (60) petani asal Desa Wahas Kecamatan Balongpanggang.
“Saya membeli air tangki untuk mengairi sawah supaya tidak gagal panen,”ujar dia kepada Anggota Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir yang sidak ke lapangan, Rabu (05/06/2024).
Opsi membeli air tangki dilakukan setelah embung kecil yang sengaja dibuat di pojok areal persawahannya sebagai penampung air hujan maupun air limbah rumah tangga dari saluran irigasi sudah tak ada air lagi. Sedangkan mencoba membuat sumur bor di tengah sawah sudah dilakukan tetapi tidak mendapatkan sumber bahan baku air tawar.
“Adanya embung ini, lumayan untuk mengairi sawah meskipun airnya berasal dari saluran pembuangan warga. Kadang petani lain juga minta memanfaatkan air di embung ini,”tandasnya.
Karmen mengakui beberapa permasalahan di bidang pertanian yang digelutinya tidak ada perubahan signifikan yang dilakukan pemerintah selama beberapa tahun. Seperti permasalahan pupuk subsidi yang terjadi ketika musim tanam. Kemudian, irigasi bagi pertanian, hingga banjir yang menyerang lahan pertaniannya ketika musim penghujan sehingga merusak pertanian. Termasuk, memaksimalkan embung-embung besar agar bisa dimanfaatkan bagi pertanian.
“Ada jembatan yang sudah puluhan tahun tak diperbaiki untuk pelebaran. Sehingga, air jalannya tak lancar ketika musim penghujan yang mengakibatkan air mengenani lahan pertanian,”paparnya.\
Untuk itu, dia berharap pemerintah daerah serius melakukan penataan pertanian agar bisa mensejahterakan petani.
Menanggapi keluhan tersebut, M Syahrul Munir yang juga mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati (Bacabup) melalui PKB Gresik berjanji menanpung keluhan dan aspirasi petani. Dan menindaklanjuti melalui Komisi II DPRD Gresik.
“Nanti kita akan tindaklanjuti dengan meminta klarifikasi ke dinas terkait. Termasuk solusi yang harus dilakukan agar petani tidak mengalami gagal penen,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.