GRESIK – Beritautama.co – Lembaga pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif NU Gresik mengeluh karena bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) yang bersumber dari APBD Gresik belum cair. Padahal, tahun ajaran tak lama lagi akan segera berakhir. Untuk itu, pengurus PC LP Ma’arif NU Gresik dan perwakilan PAC LP Ma’arif NU se-Kabupaten Gresik menghadap Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir untuk audiensi, Rabu (16/03/2022).
“Kita akan kesulitan membuat laporannya kalau BOSDA tak segera cair. Kan sebentar lagi berakhir tahun ajaran. Kita berharap segera dicairkan,” ungkap Ketua LP Ma’arif NU Gresik, Moh Muijb.
Persoalan lainnya yang dikeluhkan terkait guru-guru binaan di LP Ma’arif NU lolos dalam penerimaan tenaga guru dalam rekrutmen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Sehingga, guru-guru yang kualitasnya bagus dalam lembaga naungan LP Ma’arif NU berkurang. Untuk itu, pihaknya meminta agar kesejahteraan guru lebih diperhatikan lagi.
Muijb juga meminta DPRD Gresik mengawal komitmen dari Pemkab Gresik untuk moratorium mendirikan sekolah negeri baru. Khususnya, sekolah negeri di pendidikan dasar yakni SD dan SMP.
“Jangan sampai komitmen moratorium ini dilanggar. Makanya, kiat minta agar benar-benar dikawal,” papar dia.
Bantuan subsidi upah (BSU) untuk guru swasta juga dikeluhkan. Sebab, ada guru yang mengajar di sekolah di bawah naungan LP Ma’arif NU harus mengembalikan BSU karena dobel. Yakni mendapat BSU dari Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama (Kemenag).
“BSU itu, untuk membayar BPJS Ketenagakerjaan. Walaupun nominalnya Rp 700 ribu, tapi cukup besar bagi guru-guru swasta. Makanya, kami ingin adanya solusi,” tukasnya.
Menanggapi berbagai keluhan yang disampaikan pengurus LP Ma’arif NU se-Kabupaten Gresik tersebut, Ketua DPRD Gresik menyarankan agar LP Ma’arif membuat konsep dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2022/2023. Sehingga, sama-sama tidak ada yang dirugikan.
“Kebetulan Dinas Pendidikan Gresik sedang menyusun konsep PPDB untuk tahun pelajaran 2022/2023. Makanya, nanti konsepnya disandingkan agar tidak ada yang dirugikan,” papar dia.
Termasuk, lanjut politisi PKB ini, konsep mengatur zonasi dalam PPDB agar sekolah swasta dan sekolah negeri tidak ada yang dirugikan karena berebut siswa baru dalam PPDB tahun pelajaran 2022/2023. Pihaknya juga akan memastikan tidak ada tambahan rombongan belajar (rombel) dari kapasitas yang ada.
“Kita harus belajar dari Kecamatan Sidayu maupun Wringinanom. Di sana, rombel untuk sekolah negeri tak pernah terisi penuh. Sebab, orang tua siswa lebih memilih anaknya untuk bersekolah di lembaga pendidikan di bawah LP Ma’arif,” tandas dia.
Untuk menindaklanjuti berbagai keluhan yang disampaikan oleh LP Ma’arif tersebut, Qodir akan mendisposisi agar Komisi IV DPRD Gresik untuk menindaklanjutinya dengan organisasi perangkat kerja daerah (OPD) yang menjadi mitra kerjanya.