GRESIK, Berita Utama – Atlet merupakan salah satu profesi yang memiliki risiko tinggi. Persaingan ketat untuk menjadi juara membuat mereka harus berjuang mati-matian dan tak jarang hingga mengalami cidera. Selain itu atlet juga rentan mengalami risiko sosial ekonomi, khususnya saat mereka memutuskan untuk pensiun dari dunia olah raga atau telah memasuki hari tua.
Untuk itu, Asosiasi Kabupaten (Askab) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Gresik bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan (PBJS-TK) Gresik mensosialisasikan program jaminan sosial ketenagakerjaan pada ekosistem sepakbola di Gresik. Dengan mengikuti program ini, menjadi perlindungan dasar penanganan terhadap adanya risiko di lapangan, baik keberangkatan sebelum hingga sepulang menjalankan aktivitas olahraga.
Ketua Askab PSSI Gresik yang diwakili oleh Sekretaris 1 PSSI Muhammad Su’ud mengatakan, pihaknya berharap kepada seluruh pelaku olahraga sepak bola untuk memanfaatkan program ini.
“Karena ini suatu kewajiban dan persyaratan mutlak yang harus dilakukan. Apalagi, dalam beberapa turnamen seperti Piala Soeratin juga mempersyaratkan adanya BPJS Ketenagakerjaan,” kata dia kepada beritautama.co, Senin (19/06/2023).
Program ini, lanjut dia, terus disosialisasikan kepada seluruh pemilik atau pengurus SSB agar segera dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.
Sementara itu, BPJS TK Gresik Driyorejo Herry Yudhistira menjelaskan bahwa, program ini merupakan bagian dari program nasional yang terus disosialisasikan kepada pelaku olahraga.
“Kami BPJS Ketenagakerjaan, memang punya kewajiban untuk menghimbau kepada seluruh pelaku olahraga untuk bisa tercover dalam program Jamsostek. Kenapa?. Karena memang, risiko yang dihadapi para atlet ini kan tidak bisa diprediksi,” ucap dia.
Pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi kepada cabor (cabang olahraga) secara bertahap dan berkelanjutan agar seluruh atlet, termasuk pelaku olahraga di Gresik agar bisa tercover Jamsostek.
“Jadi, sudah ada arahan dan juga perjanjian, bahwa perlindungan ini sejak usia dini diperlukan. Tidak hanya atlet, tetapi seluruh para pelaku dari Cabor itu sendiri. Tidak hanya atlet profesional, malah sudah ada yang sejak usia 6 tahun. Karena ada risiko yang perlu ditangani sedini mungkin,” jelasnya.
Pihaknya terbuka lebar terhadap semua pelaku olahraga di Gresik untuk memfasilitasi agar segera membuat BPJS Ketenagakerjaan.
“Ini kita baru penjajakan, kita baru melakukan sosialisasi. Kita harapkan semua atlet ini, termasuk juga pelaku olahraga di Kabupaten Gresik bisa tercover. Dengan iuran Rp 16.800 per bulan, saya yakin mampu semuanya. Hanya tergantung mau atau tidaknya,” pungkas dia.
Komentar telah ditutup.