GRESIK, Berita Utama – Untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas serta mempersiapkan seluruh potensi baik sumber daya manusia (SDM) maupun peralatan yang akan dipergunakan untuk mengantisipasi dalam rangka menghadapi bencana hidrometeorologi tahun 2023-2024 di wilayah Kabupaten Gresik, dilaksanakan apel gelar pasukan dan peralatan di halaman Mapolres Gresik, Senin (04/12/2023)
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom yang memimpin apel menjelaskan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan, maka perlu dibangun kewaspadaan, mitigasi dan kesiapsiagaan darurat bencana hidrometeorologi dari berbagai elemen masyarakat terhadap potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi.
Adapun hal-hal yang perlu dipedomani dan dilaksanakan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Kabupaten Gresik, Mulai dari meningkatkan kewaspadaan karena sudah memasuki musim penghujan, dengan sinergitas dan kolaborasi stakeholder dari TNI, Polri, Pemkab Gresik, dan seluruh elemen masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya air dan pengurangan resiko bencana di wilayah Kabupaten Gresik dan antisipasi melalui mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak-dampak yang akan timbul dari bencana tersebut.
Apel gelar pasukan ini sebagai momentum yang tepat bagi satuan pelaksanaan penanggulangan bencana untuk melakukan sinergi dan konsolidasi.
“Kegiatan ini juga merupakan bukti bahwa TNI-Polri dan Pemkab Gresik siap menghadapi bencana alam serta siap memberikan bantuan secara optimal kepada masyarakat khususnya menjelang perayaan Natal 2023, Tahun Baru 2024, dan Pemilu serentak tahun 2024.” Ucap Kapolres Gresik
Apel gelar pasukan dan peralatan dalam rangka kesiapan penanggulangan bencana hidrometeorologi di Kabupaten Gresik merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
“Kegiatan ini juga merupakan bukti komitmen TNI-Polri dan Pemkab Gresik untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari bencana alam,” tegas dia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, bencana banjir menduduki peringkat pertama sebanyak 45% atau 153 kejadian, selanjutnya puting beliung 26% dan bencana tanah longsor sebanyak 12% atau 56 kejadian. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 89% total bencana di Jawa Timur didominasi oleh bencana hidrometeorologi.
Komentar telah ditutup.