GRESIK- beritautama.co- Kritikan DPRD Gresik terkait proyek penataan kawasan heritage Bandar Grisse atau Gresik kota lama yang gersang karena tidak ada pohon pelindung atau penghijuannya mendapat respon dari Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani). Menurutnya, Pemkab Gresik melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 200 juta dalam rancangan Perubahan APBD (PAPBD) Gresik tahun 2022 ini.
“Sudah dianggarkan sebesar Rp 200 juta untuk penanaman pohon di tujuah ruas jalan yang direvitalisasi,”ungkap Gus Yani kepada wartawan sesuai mengikuti rapat paripurna dengan agenda jabawan bupati atas pemandangan umum fraksi atas rancangan P-APBD Gresik tahun 2022, Jum’at (16/09/2022).
Ditambahkan, pihaknya meminta kolaborasi dn sinergitas antar organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menjadikan kawasan heritage Bandar Grisse atau Gresik kota lama sebagai destinasi yang menarik.
“Nanti, Diskoperindag menata seperti apa. Lalu. DLH melengkapi seperti apa?. Dan OPD yang lain. Kita ingin (heritage Bandar Grisse-red) seperti di Jalan Tunjungan Surabaya. Misalnya, ada lampu yang menarik di sepanjang jalan dan lainnya,”urai dia.
Hal senada dikatakan Sekda Gresik Ahmad Washil Miftahul Rahman yang mengatakan, perencanaan pohon penghijauan yang akan ditanam nantinya berakar tunggal yang menjalar ke bawah tanah.
“Nanti akan dibicarakan bersama tanaman yang cocok. Yang pasti, tanaman yang akarnya tunggal kebawah sehingga tidak merusak. Bisa tanaman palem atau lainnya,”papar dia.
Pohon- pohon tersebut akan ditanam di 7 ruas jalan yang direvitalasasi yakni Jalan Basuki Rahmat, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Setia Budi, Jalan KH Zubair, maupun Jalan Agus Salim.
“Kan sudah ada lubang untuk menanam pohon di ruas jalan itu,”tukas dia.
Sebagaimana diberitakan, anggota Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi dan Hamzah Takim mengecam Bandar Grisse atau Gresik kota lama proyek revitalisasi heritage karenapohon-pohon besar yang menjadi peneduh dan penangkal debu di sepanjang ruas jalan tersebut, dibabat habis tanpa tersisa.
Celakanya, pekerjaan proyek yang berasal dari APBN senilai Rp 47 miliar tersebut, sudah hampir rampung dan telah dilakukan serah terima pekerjaan. Tetapi, pohon pitakan engganti yang dibabat habis tak kunjung ditanam. Sehingga, 7 ruas tersebut yang awalnya rindang karena banyak pohon besar berusia puluhan tahun, menjadi gersang dan panas.