GRESIK, Berita Utama – Kasus kekerasan terhadap 4 siswi di MTs Nurul Islam yang dilakukan oleh mantan kepala sekolah (Kepsek) Ahmad Nasrullah masih dalam proses hukum. Permasalah berawal saat siswa kepergok jajan di luar sekolah. Setelah kepergok mereka dihukum lalu disuruh berbaris. Kemudian, empat siswi dipukul kepalanya hingga pingsan.
Tidak terima dengan kelakuan tersangka Ahmad Nasrullah, wali murid melaporkan kasus ini ke aparat kepolisian. Dari hasil penyelidikan, mantan Kepala Sekolah Ahmad Nasrullah ditetapkan menjadi tersangka.
Pemerhati anak, Bekti Prastyani menuturkan bahwa setiap persoalan yang terjadi pada anak terutama di lingkungan sekolah seharusnya bisa diselesaikan secara dialogis melalui dialog atau berdiskusi. Sebab, masa pertumbuhan anak sangat membutuhkan pembinaan dan arahan.
“Jangan melakukan kekerasan terhadap siswa di sekolah. Mereka masih butuh bimbingan serta arahan karena masih anak-anak,” ungkapnya, Senin (23/1/2023).
Pasca kasus kekerasan pada siswa tersebut, Yayasan Nurul Islam Gresik mendeklarasikan sekolah ramah anak dan menggelar pelatihan bertema Satuan Ramah Anak bagi guru-guru sejak Minggu- Senin (22-23/1/2023) yang diikuti 140 peserta mulai kepsek, guru, petugas kebersihan, satpam hingga pengurus yayasan dengan mendatangkan sejumlah narasumber.
“Ini sebagai langkah kongkrit kami untuk mewujudkan sekolah ramah anak, agar tidak terulang lagi kejadian seperti kemarin. Komitmen kami, baik kepala sekolah, guru, hingga petugas kebersihan untuk ramah terhadap anak,” kata Kepala Yayasan Nurul Islam Gresik, Ali Muhsin.
Komentar telah ditutup.