Sumenep – Beritautama.co – Deklarasi Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon presiden (capres) Republik Indonesia tahun 2024 semakin marak di Pulau Garam Madura, Jawa Timur. Bahkan, Cak Imin sempat dikabarkan melakukan kunjungan ke Pulau Madura selama dua hari, pada Kamis dan Jumat (10-11/02/2022), Cak Imin mendatangi kantong-kantong Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di Madura.
Selama di Madura, Cak Imin mendapatkan dukungan dari berbagai elemen untuk nyapres tahun 2024, salah satunya dukungan dari para kiai yang tergabung dalam Gerakan Nahdliyyin Bersatu.
Pada saat kedatangan Cak Imin ke Kabupaten Sumenep, tak banyak dari kalangan yang mengetahuinya. Namun siapa sangka, foto Cak Imin sempat menjadi perbincangan diskusi kecil-kecilan kaum pemuda, lantaran foto tersebut sempat diunggah oleh istri mantan Bupati Sumenep K.H. A Busyro Karim yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Jawa Timur Fraksi PKB Dapil Madura.
Beragam komentar dilontarkan oleh sejumlah netizen menanggapi foto tersebut, sebagian ada yang mendukung sebagian pula ada yang menampikkan.
“Presiden 2024, Gus Muhaimin Iskandar, di Batu Canggeh Gili Iyang, Tekah Hajat, Amin….,” tulis akun @fitri_busyro di Instagram.
“Saya berani taruhan, dia ga bakal jadi presiden di tahun 2024,” ucap akun @hodri_nr.
“Gak bakal masuk bakal calon kayaknya,” ujar akun @hezril_putra_sumekar123.
Meskipun begitu, upaya dari sebagian kalangan untuk mempopulerkan nama Cak Imin dalam pencalonan presiden tahun 2024 tak bisa diremehkan. Terbaru, pada tanggal 18 Februari 2022, sejumlah pemuda di Kabupaten Pamekasan ikut mendeklarasikan Cak Imin maju pada pilpres mendatang.
Namun siapa menyangka, pencapresan Cak Imin di tahun 2024 justru ditanggapi berbeda dengan sejumlah tokoh muda NU di Sumenep. Mereka, lebih mempopularitaskan putri Deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang maju pada pilpres mendatang.
Seperti yang disampaikan oleh Mantan Ketua PC PMII Sumenep Imam Syafi’i pada pertemuannya, Sabtu (19/02/2022) malam.
Imam Syafi’i menyampaikan, putri Gus Dur yakni Yenny Wahid merupakan salah satu tokoh perempuan yang dapat menjadi representasi keluarga Gus Dur dan bisa diterima oleh berbagai kalangan untuk melanjutkan perjuangan abahnya dalam politik dan kebangsaan.
“Sepertinya Mbak Yenny yang terlihat bisa diterima oleh anak bangsa untuk melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam kehidupan politik dan berbangsa yang dibuktikan dengan berbagai hasil survei,” cetusnya kepada sejumlah awak media.
Berdasarkan penelusurannya dari berbagai macam lembaga survei, Imam menyebutkan bahwa hasil survei CSIIS yang dilakukan pada 7 Januari 2022, seperti Probolinggo, Pasuruan, Malang, Yogyakarta, Rembang, Magelang, Tasikmalaya, Cirebon, Pandeglang, dan Lampung Tengah, hasilnya nama Yenny Wahid posisinya masih di bawah Prabowo Subianto. Sementara nama Cak Imin setelah disurvei tidak masuk dalam level tiga besar capres pilihan warga Nahdliyyin.
“Nama Yenny Wahid mengisi pilihan warga NU setelah Prabowo Subianto, Erick Tohir, dan Anies Baswedan, padahal ketiganya jelas tidak memiliki irisan dengan warga NU,” ungkapnya.
“Cukup Mbak Yenny Wahid, putri Gus Dur mewakili jamiah NU di Pilpres 2024. Kalau Cak Imin? Ya sudah lah cukup di PKB jadi ketum. Jangan ngurus di luar itu. Biar di kalangan jamiah Nahdlatul Ulama stabil. Biar tak ada pergolakan,” tegas Imam.
Lebih lanjut, Mantan Aktivis Pergerakan Biru Kuning ini menjelaskan, akan ada pergolakan di jamiah NU apabila Cak Imin ikut nyapres 2024 meski atas nama PKB. Sebab bagi Imam, hal itu adalah sejarah lama bagaimana Cak Imin mendepak Gus Dur dari Dewan Syuro DPP PKB.
“Pelengseran Gus Dur di PKB itu luka lama yang belum sembuh. Sebagai penawar obat itu ya Cak Imin harus legowo. Urus saja PKB. Jangan ikut nyapres. Berikan kepada keluarga Gus Dur dalam pilpres. Saya kira opsi terbaik untuk menjaga keutuhan warga NU menyambut Pilpres 2024,” pungkasnya. (san/red)
Komentar telah ditutup.
