SURABAYA – Beritautama.co – Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) diharapkan dapat ditangkap peluangnya oleh pesantren di bawah program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim masuk dalam daftar Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ). Sebab. Jatim sendiri mendapat target tertinggi senilai Rp26,8 triliun dari total Rp 400 triliun pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBN seluruh Indonesia.
“OPOP bisa akses berapa banyak?. Tantangan ini harus dijawab dalam seminggu ini. Ini peluang harus bisa ditangkap. Koperasi boleh, UMKM boleh. Bukan hanya pengadaan barang tetapi juga jasa,”ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa membuka acara Silaturahmi dan Temu Bisnis One Pesantren One Product (OPOP) Jatim di Hotel Grand Dafam Surabaya, Rabu (23/03/2022).
Peserta Program OPOP, lanjut dia, bisa langsung melengkapi persyaratan PBJ tersebut. Kemudian segera melakukan komunikasi dengan Pemda maupun Pemkab setempat.
“Apakah produk maminnya (makanan dan minuman) belum IPTR. Apakah sudah NIB. Segera lengakapi,”imbaunya.
Setelah melengkapi berbagai persyaratan, produk OPOP Jatim diharapkan dapat masuk dalam kategori Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Jadi panjenengan punya produk apa, komunikasikan dengan Tim PBJ dengan masing-masing kabupaten/kota,” tukas dia.
Ditambahkan, ada semangat kedua yakni ekonomi Indonesia tumbuh tertinggi untuk negara muslim. Basis komunitas tertinggi pesantren di Jawa Timur. Maka, peluang tersebut harus bisa mamfaatkan.
Gubernur Khofifah juga meninggung terkait Desa Devisa. Pihaknya sudaha bertemu dengan Dirjen Pajak, Bea Cukai, maupun lembaga pembiayaan eksport Indonesia.
“Ini ada program baru desa devisa. Tahun ini, ada kuota 15 desa devisa di Jawa Timur. Saya bersurat minta kuota 20 desa devisa,”papar dia.
Sementara itu, Ketua OPOP Jatim Wahid Wahyudi menerangkan, total 550 pesantren telah bergabung menjadi peserta OPOP pada tahun 2021. Tahun ini pihaknya menargetkan 200 pesantren. Sedangkan pada 2023 sejumlah 250 pesantren.
“Target 2024 minimal 1000 pesantren sudah mampu melaksanakan Program OPOP,” terang dia.
Wahid menambahkan, OPOP Jatim menargetkan satu pesantren minimal memiliki satu produk unggulan yang dapat diterima pasar lokal maupun internasional.
Program OPOP Jatim sendiri merupakan program prioritas Pemprov Jatim dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pesantren. Melalui pemberdayaan santri (santripreneur), pemberdayaan pesantren (pesantrenpreneur) dan pemberdayaan alumni pesantren (sosiopreneur).