GRESIK, Berita Utama- Nelayan di Pulau Bawean sambat kepada Anggota DPRD Gresik, Musa. Sebab, harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi sangat mahal. Padahal, pemerintah sudah menentukan harga BBM subsidi sama se-Indonesia. Kondisi tersebut membuat nasib nelayan di Pulau Bawean semakin terpuruk.
“Masak harga BBM solar subsidi sebesar Rp 12 sampai 13 ribu perliter yang harus dibeli oleh nelayan. Padahal dari distributor ke agen, harga sudah di atas Rp 8000-8500 perliter,”ujar dia dengan nada geram, Minggu (21/05/2023).
Legislator yang mewakili daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Sangkapura- Tambak Pulau Bawaen ini, mensinyalir ada praktek bisnis curang sehingga harga BBM solar subsidi di luar batas kewajaran dari ketentuan pemerintah.
“BBM solar subsidi di Pulau Bawean dijual diatas ketentuan harga subsidi. Dari distributor ke agen, harga sudah naik di atas ketentuan. Lalu dari agen ke sub agen dinaikkan lagi karena cari untung. Dari sub agen ke pengecer, harga naik lagi,”kecam politisi Fraksi Partai Nasdem tersebut dengan nada sengit.
Informasi yang didapatkan Musa, ada distributor tunggal untuk wilayah Pulau Bawean. Untuk harga bio solar subsidi, pemerintah mematok harga Rp 6.800,- perliter.Tetapi, harganya mencapai Rp 8.200,-perliter yang harus ditebus oleh distributor.
“Pihak-pihak terkait harus melakukan pengusutan masalah ini,”tukas dia.
Musa mengaku telah lama mendesak kepada Bupati Fandi Akhmad (Gus Yani) agar mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Khusus Nelayan (SPBN) di Pulau Bawean yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroda PT Gresik Migas. Sehingga, kontrol harga dan distribusi BBM solar subsidi bagi nelayan bisa terjamin di Pulau Bawean.
“Saya sudah memaksa Bupati Gresik untuk membangun SPBN di Pulau Bawean. Dan sudah disetujui oleh Bupati dari awal perencanaanya hanya di Desa Randuboto Kecamatan Sidayu, wilayah Mengare Kecamatan Bungah dan Kelurahan Lumpur Kecamatan Gresik,”papar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Gresik Ir Nadlelah mengakui permasalahan BBM solar subsidi untuk nelayan di Pulau Bawean sangat ruwet. Padahal, ketentuannya nelayan bisa membeli BBM solar subsidi harus ada rekomendasi dari Dinas Perikanan Gresik.
“Aturannya begit. Karena ada kuota BBM subdidi untuk nelayan. Tetapi, tidak berlaku di Pulau Bawean karena tidak ada SPBUN yang berfungsi,”ujar dia.
Sejatinya, lanjut Nadlelah, sudah ada 3 titik SPBUN di Pulau Bawean. Tetapi, tidak berfungsi sampai bangunan dan perlatananya berkarat. Sehingga, Bupati Gresik memberikan tugas BUMD Perseroda PT Gresik Migas membangun SPBUN di Pulau Bawean.
“Rekomendasi dari Dinas Perikanan Gresik dan Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Propinsi Jawa Timur sudah beres untuk SPBUN itu. Berkas izinnya tinggal diambil ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI,”jelas dia.
Dalam perencanaan, ada lokasi untuk SPBUN di Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean. Teknisnya, setelah BBM solar subsidi turun dari kapal PT Pertamina, maka ditampung dalam truk tangki. Selanjutnya, dimasukkan ke drum-drum sesuai dengan jatah kelompok nelayan di Pulau Bawean.
Komentar telah ditutup.