LAMONGAN – Beritautama.co – Ratusan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lamongan bersama masyarakat Bengawan Jero mendatangi Gedung DPRD dan Kantor Pemerintah Kabupaten Lamongan, Rabu (23/02/2022). Mereka berunjuk rasa terkait penanganan banjir di Lamongan.
Korlap Aksi Ismail berharap agar pemerintah cepat tanggap dalam menangani bencana banjir di Kabupaten Lamongan.
“Soalnya banjir sudah dua bulan lebih menggenangi 6 kecamatan di Lamongan. Mau sampai kapan banjir ini,” teriaknya dalam orasi.
Adapun 6 tuntutan tersebut yakni di antaranya penyelesaian masterplan tata kelola air dan mitigasi bencana banjir, perbaikan tata kelola air, pelibatan mahasiswa dan masyarakat dalam pengawasan masterplan, penghambat daerah aliran sungai (DAS) ditindak tegas, serta usut tuntas alih fungsi waduk dan rawa.
“Lalu kami juga menuntut kepada pemerintah terkait untuk memberikan ganti rugi kepada masyarakat yang terdampak banjir, baik materiel maupun formil. Sebagaimana Pasal 75 UU RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,” sebut Ismail.
Pantauan di lapangan, massa yang ingin menyampaikan tuntutannya kepada Bupati Lamongan Yuhronur Efendi secara langsung pun berteriak memanggilnya berkali-kali. Namun lantaran Bupati Yuhronur masih di luar kota, akhirnya massa tak bisa menemuinya.
Merasa tak puas dengan hal tersebut, massa kemudian memaksa perwakilan pejabat setempat yang hadir di hadapan massa untuk segera meneleponnya. Meski begitu, hingga aksi demonstrasi selesai digelar, bupati yang akrab disapa Bupati YES tersebut tak kunjung bisa berkomunikasi.
Asisten I Tata Praja (Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat) Pemkab Lamongan M. Fahrudin saat menemui massa menyampaikan, Pemkab Lamongan selama ini sudah melakukan sejumlah upaya terhadap penangan banjir sesuai wewenangnya.
“Upaya sudah kami lakukan, seperti memperlancar arus dan pembersihan eceng gondok. Tapi semuanya terpengaruh pasang surut air laut, karena kondisi Bengawan Njero berada di bawah muka air laut. Selain itu juga sudah ada bantuan bego yang terapung, ada di Kuro,” papar Fahrudin.
Selain itu, Fahrudin menyebut jika Pemkab Lamongan juga telah menyediakan posko pelayanan kesehatan untuk mengantisipasi merebaknya penyakit yang timbul karena imbas banjir.
“Pembersihan di Kali Dinoyo juga sudah dilakukan. Namun intensitas hujan masih sangat tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Amalan, Warga Bengawan Jero saat unjuk rasa menyampaikan bahwa pihaknya akan membawa massa lebih banyak jika tidak ada penanganan serius ke depannya.
“Kalau satu bulan ke depan pemerintah tidak ada penanganan yang serius terkait banjir Bengawan Jero, masyarakat akan mengggeruduk gedung pemkab lagi dengan massa yang lebih banyak,” tukasnya. (zki/zar)
Komentar telah ditutup.