SURABAYA – Beritautama.co – Kasus judi online yang menjerat Crazy Rich Medan, Indra Kesuma alias Indra Kenz membuat sejumlah calon investor muda di Surabaya harus menahan keinginan untuk berinvestasi. Pasalnya, dalam kasus tersebut kerugian yang dialami korban ditaksir lebih dari 500 juta rupiah.
“Sebelum kasus ini muncul, saya sempat mengikuti channel trading di akun YouTube-nya. Saya waktu itu sudah ada dana Rp10 juta, dan itu tabungan saya semuanya,” ungkap Willy Indrawan, seorang pedagang jajanan di Surabaya saat dihubungi beritautama.co, Senin (07/03/2022).
Willy mengungkapkan, dia yang berniat menginvestasikan seluruh tabungannya di platform binary option bersyukur. Hal ini, lantaran sebelumnya dia tidak mengetahui bahwasanya binary option bukanlah sebuah investasi atau perdagangan digital, melainkan judi yang terbalut dalam trading.
“Mungkin kalau saya sudah kasih uang saya ke sana bakalan hilang juga, dan setiap saya salah prediksi berarti uang saya sebagian besar masuk kantongnya si Indra itu,” ujarnya.
Selain Willy, seorang mahasiswa di salah satu kampus negeri di Surabaya bernama Tania juga menahan dana “dingin” miliknya untuk berinvestasi. Dia mengaku sempat tergiur dengan kekayaan melejit Indra Kenz yang diraih hanya dalam lima tahun.
“Di media sosial kan dia sering banget pamer Lambhorgini, rumah mewah, barang branded, dan jalan-jalan ke luar negeri. Ya saya sebagai milenial pastinya juga penasaran soal bisnis apa yang bisa bikin dia seperti itu,” kata Tania.
Didorong oleh rasa penasaran tersebut, akhirnya Tania memutuskan untuk menyisihkan uang pemberian orang tua yang dia kumpulkan dengan total Rp32 juta untuk masuk ke dalam binary option.
“Saya sempat trading di Binomo dan kehilangan Rp2 juta. Saya kira awalnya karena memang saya terlalu greedy dan salah strategi. Ternyata setelah kasusnya Indra Kenz saya baru tahu bahwa saya selama ini berjudi,” paparnya.
Menurutnya, sejak dihadapkan pada kenyataan pahit tersebut, dia akhirnya menarik seluruh uang yang dia masukkan ke Binomo. Dia juga mengakui bahwa dirinya bukanlah satu-satunya korban dalam perjudian digital ini.
“Saya mengakui juga bahwa memang kekayaan instan adalah dambaan setiap manusia. Tapi dalam membangun karier ataupun bisnis itu tidak ada yang instan,” pungkas Tania. (dvd/zar)