GRESIK, Berita Utama- Tingginya permintaan darah bagi pasien di wilayah Gresik selatan terkendala dengan akses yang terlalu jauh untuk mengambil ke Palang Merah Indonesia (PMI) Gresik. Realitas tersebut menggugah Rumah Sakit Wates Husada (RSWH) Balongpanggang untuk membangun Bank Darah Rumah Sakit (BDRS).
“Selama ini, kami mengambil darah ke PMI Mojokerto dibandingkan ke PMI Gresik. Karena akses jalan ke Mojokerto lebih mudah dan cepat dari tempat kami. Dengan pertimbangan itu, kami berencana membangun bank darah rumah sakit,” ujar Direktur Utama (Dirut) RSWH Balongpanggang dr Titin Ekowati, Jum’at (13/12/2024).
Dijelaskan, BDRS merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dan RSWH berkomitmen untuk memberikan terbaik ke masyarakat.
“Kami bisa habis sekitar Rp 25 juta untuk mengambil darah ke Mojokerto dalam sebulan. Sedangkan mengambil di PMI Gresik hanya kisaran Rp 4 juta,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan BDRS, sambung dr Titin Ekowati yang juga koordinator Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSSI) Wilayah Pantura (Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro) itu, RSWH dan PMI Gresik telah melakukan kesepakatan untuk pembangunan BDRS yang direncanakan beroperasi tahun 2025.
Rumah sakit nantinya, berkewajiban menyimpan darah yang telah diuji saring oleh UTD PMI dan melakukan uji cocok serasi berdasarkan perjanjian kerjasama antara UTD PMI dan rumah sakit yang bersangkutan.
“Insya Allah, kami bangun BDRS tahun 2025. Ini (BDRS-red) menjadi yang pertama untuk RS swasta di Gresik,” ungkap dia.
Adapun beberapa fasilitas yang bakal disediakan yakni penerimaan formulir dan sampel darah pasien, pengujian golongan darah donor dan pasien, uji silang serasi atau crossmatching darah donor dan pasien, hingga penyediaan dan pendistribusian darah. Nantinya ada 3 orang yang diberikan pelatihan dari PMI.
Komentar telah ditutup.