GRESIK, Berita Utama – Dedikasi Win Arygayo Agara (27) dalam olahraga patut diacungi jempol. Pria asal Dusun Karang Asem, Desa Karang Andong, Kecamatan Driyorejo tersebut tetap bersedia menjadi wasit atau pengadil di lapangan hijau meskipun honor yang diterima tak seberapa dibandingkan resikonya.
Sebab, seorang pengadil lapangan hijau harus bersikap tegas, dan fair ditengah tekanan dari pemain, official hingga supporter. Bahkan, wasit juga menentukan kualitas pertandingan dan masa depan atlit di dunia sepak bola.
Pria yang akrab disapa Win, kini berstatus sebagai wasit dengan lisensi C3 dibawah naungan Askab PSSI Gresik. Dia hanya mendapatkan honor ketika ditunjuk menjadi pengadil dalam kejuaraan atau turnamen saja.
“Untuk honor wasit, satu pertandingan sekitar Rp 100-200 ribuan. Honor berbeda-beda tergantung event atau sebuah pertandingannya,” kata dia kepada beritautama, Minggu (28/05/2023).
Tak pelak, dia tak hanya mengandalkan pendapatan dari honor wasit saja untuk survive dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, Win tak malu menjadi tukang pijat panggilan sebagai salah satu kemampuannya.
“Kalau untuk status saya memijat itu, memang sudah sejak dari tahun 2018. Itupun saya tidak memasang tarif. Jadi ya bayar seikhlasnya,” imbuh dia.
Win yang sudah malang-melintang di dunia olahraga itu, juga ingin mewujudkan citra profesi wasit yang profesional bagi khalayak umum.
“Motivasi saya mengambil profesi wasit karena saya ingin menjadi wasit yang adil dan jujur di setiap memimpin pertandingan. Dari dulu juga ingin menjadi wasit dan akhirnya kesampaian pada tahun 2023,” imbuh dia.
Tidak hanya itu, Win juga mencari pendapatan lain dengan menjadi pelatih ekstra kurikuler futsal di SMAN 1 Kedamean. Termasuk melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) Bima Amora, Menganti.
“Kalau melatih ekstra kurikuler dan SSB, setiap satu kali pertemuan diberi honor Rp 50 ribu. Alhamdulillah, sekarang mengajar juga di UPT SDN 166 Gresik sebagai guru honorer. Tapi masih berjalan dua Minggu. Jadinya belum menerima gaji,” pungkas dia.
Tahapan karier menjadi wasit di Indonesia diawali dengan sertifikasi Lisensi C3 dibawah naungan Asosiasi Kabupaten (Askab). Setelah berproses selama 1-2 tahun, baru kemudian bisa mengikuti pelatihan Lisensi C2 dibawah naungan Asosiasi Provinsi (Asprov) dan memerlukan proses selama 2 tahun. Kemudian, ke tahap pelatihan Lisensi wasit C1 nasional yang bisa memimpin pertandingan nasional Liga 1 maupun Liga 2.
Komentar telah ditutup.