GRESIK-Beritautama.co– Perajin tahu sepakat lebih memilih menaikkan harga mulai minggu depan. Keputusan sulit ini diambil akibat harga kedelai yang semakin mahal. Sehingga menekan kerugian yang semakin besar.”Mulai pekan depan, perajin tahu di Kabupaten Gresik sepakat menaikkan harga tahu yang semula Rp 198 ribu per masak atau 16,4 kilogram menjadi Rp. 230 ribu per masak,” jelas Pungki Subandrio (29) yang merupakan owner pabrik tahu UD Mega Jaya di Desa Domas Kecamatan Menganti, Kamis (17/02/2022).
Harga kedelai di awal tahun 2022 ini , lanjut dia, sangat tidak stabil. Sekitar dua kali perubahan kenaikan harga kedelai. Mulai dari Rp 8500 per kilogram menjadi Rp 9400 per kilogram dan hari ini sekitar Rp 11000 per kilogram.
“Kenaikan harga tahun ini gak wajar. Biasanya kenaikan harga kedelai sekitar 4 sampai 5 tahun sekali, tapi kali ini dalam satu tahun dua kali perubahan kenaikan harga”, imbuh dia.
Kondisi ini, tentu membuat para perajin tahu memutar otak, untuk menekan angka kerugian yang dialaminya. Menurutnya, kerugian yang disebabkan kenaikan harga kedelai sebagai bahan pokok produksi usahanya ini, hampir menyentuh angka Rp 500 juta.
“Dengan kerugian yang selama ini kami alami, tentu kami harus siap dengan minimnya pembeli ketika harga tahu kami naikkan, karena dalam dua minggu ini pihak kami terus merugi,”papar dia.
Semestinya, sambung Pungky, pemerintah dapat berperan aktif dalam mengatur kestabilan harga kedelai dipasaran.
“Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga kedelai dipasaran, karena kedelai merupakan bahan dasar produksi makanan sehari-hari masyarakat,”cetus dia.
Terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik, Agus Budiono mengatajan , kenaikan harga kedelai ini dirasa belum terlalu signifikan.
“Hal itu dirasakan seperti penjual gorengan masih dengan harga tetap. Jika memang para perajin tahu atau tempe ingin menaikkan harga produksi, maka yang ditakutkan tidak akan ada pembeli”, jelasnya
Dengan kondisi tersebut, Agus menghimbau untuk para perajin tahu agar tidak menaikkan harga produksinya karena dianggap tidak solutif.
“Solusi yang tepat untuk para perajin tahu maupun tempe, mungkin bisa mengurangi volume produksinya dengan mematok harga yang tetap”,pungkasnya.
Komentar telah ditutup.