GRESIK- beritautama.co- Banjir rob akibat pasang air laut, kembali menggenangi ratusan rumah di Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar. Namun, banjir rob ini tak sebesar yang terjadi pada bulan lalu.
Berdasarkan data dari Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, sebanyak 110 rumah warga di Desa Banyutami yang tergenang setinggi 5 – 10 cm. Selain itu, banjir rob juga mengenangi 60 Ha tambak. Sedangkan fasilitas umum yang tergenang yakni jalan lingkungan dengan ketinggian 10 – 20 cm. Kemudian, musala tergenang setinggi 5 – 10 cm dan madarasah tergenang setinggi 5 – 10 cm.
“Puncak pasang terjadi pada sekitar pukul 10.00 WIB. Hanya Desa Banyuwangi yang terdampak,”ungkap Kepala BPBD Gresik, Tarso Sagito, Kamis (02/06/2022).
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Muspika Manyar, pemerintah desa yang terdampak serta monitoring dampak bencana. Selain itu, BPBD Gresik selalu melakukan monitoring pasang surut air laut.
Monitorng dilakukan di desa yang rawan bencana seperti Desa Pangkah Kulon, Pangkah Wetan Kecamatan Ujung Pangkah. Kemudian di wilayah Mengare Kecamatan Bungah yang terdiri dari Desa Tajung Widoro, Desa Kramat dan Desa Watuagung. Untuk Kecamatan Manyar yakni Desa Banyuwangi.
Sedangkan di Kecamatan Gresik, BPBD Gresik selalu monitorig Kelurahan Lumpur, Kroman, Pekelingan, dan Kemuteran.
“Kita juga memonitoribg di Kecamatan Tambak Pulau Bawean. Yakni, Desa Kepuh Teluk,”tukas dia.
Seperti diiketahui, banjir rob melanda di Kecamatan Gresik, Ujungpangkah, Manyar, dan Bungah yang menyebabkan pemukiman maupun tambak terendam serta abrasi Kamis (19/05/2022). Yang terparah di wilayah Mengare yang meliputi Desa Tajung Widoro, Watuagung dan Kramat Kecamatan Bungah. Puluhan hektar tambak tenggelam akibat banjir rob. Bahkan, areal tambak tampak seperti lautan. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta, Tingginya air pasang membuat pematang di beberapa lahan tambak jebol. Alhasil, berdampak pada puluhan tambak yang lain hingga mengakibatkan tenggelam. Para petani tambak kelimpungan. Sebab, banyak ikan yang seharusnya siap dipanen terpaksa harus lepas ke laut.
Berbagai cara dilakukan para petani tambak untuk menyelamatkan lahan maupun ikan mereka. Misalnya dengan menaikan bendungan tambak dan memasang jaring pembatas.Namun, gagal karena pasang air laut sangat besar.