GRESIK, Berita Utama- Kalangan Komisi II DPRD Gresik menginggatkan jajaran direksi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta, bahwa, Bupati Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) bisa lengser dan tak dipilih oleh masyarakat di gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gresik yang berlangsung pada November 2024 karena gagal memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yakni penyediaan air bersih.
Sebab, ketika rapat kerja Komisi II DPRD Gresik dengan direksi Perumda Giri Tirta membahas laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2023, terungkap tingkat kehilangan air mencapai 21 juta meter kubik selama tahun 2023. Padahal, produksi air bersih Perumda Giri Tirta mencapai 55 juta meter kubik. Praktis tingkat kehilangan air masih sangat besar dengan prosentase mencapai 38 persen.
Tak hanya itu, kualitas pelayanan kepada pelanggan masih sangat buruk. Pelanggan di berbagai kecamatan mencurahkan kekecewaannya dengan berbagai hujatan melalui media sosial (medsos) resmi milik Perumda Giri Tirta.
“Saya sudah ingatkan dalam rapat kerja dengan Perumda Giri Tirta, Kalau isu air disampaikan ke masyarakat, bupati bisa lengser (tak dipilih oleh masyarakat dalam Pilkada 2024-red). Karena air adalah sumber kehidupan. Maksud saya, permasalahan dasar pemenuhan kebutuhan air bersih, kita jadikan isu bersama. Sekian tahun, saya cek di medsos resmi Perumda Giri Tirta, isinya hanya hujatan karena kekecewaan pelanggan,”ujar Anggota Komisi II DPRD Gresik, M Syahrul Munir mengulang pembahasan ketika rapat kerja, Rabu (24/04/2024).
Politisi muda tersebut menjelaskan, awalnya direksi Perumda Giri Tirta dalam rapat kerja hanya menjelaskan permasalahan peningkatan jumlah pelanggan. Tetapi, posisi keuangan termasuk tanggungan hutang, pelayanan yang di dalamnya terkait pengaduan hingga kinerja yang berisi rencana kedepan, tidak dipresentasikan. Akhirnya, hal tersebut dikejar oleh Komisi II.
“Kita punya pengalaman keuangan sangat buruk. Apa sengaja tak disampaikan? Meskipun an audited. Kasnya berapa?. Ini juga ngeri karena permasaalahan kualitas pelayanan ke pelanggan tak selesai. Solsinya bagaimana dari Perumda Giri Tirta dan Komisi II harus bersikap bagaimana ?. Kita harapkan jadi suara bersama,”beber dia.
Komisi II DPRD Gresik sepakat agar ada transparansi ketiga hal tersebut. Mulai keuangan, pelayanan dan kinerja. Akhirnya, Direktur Utama (Dirut)Perumda Giri Tirta Kurnia Suryandi yang didampingi jajaran direksi lainnya menjelaskan, tingkat kehilangan air hingga solusi yang telah dilakukan.
Misalnya, kebocoran pipa akibat pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik dalam proyek pembuatan box culvert di Kecamatan Cerme. Saat box culvet dipasang kedalaman 1 meter. Akhirnya menganggu pipa pelanggan Perumda Giri Tirta karena air yang lancat menjadi mampet. Perumda Giri Tira harus kirim air dengan tangki. Bahkan, minta bantuan Perumda Surya Sembada Surabaya.
Terkait kehilangan air, jajaran direksi Perumda Giri Tira mengklaim sudah mampu menekan. Sebab, pada tahun sebelumnya, tingkat kehilangan air mencapai 43 persen tetapi bisa diturunkan menjadi 38 persen. Prosentase tersebut lebih rendah dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur.
Penyebab kehilangan air menurut direksi Perumda Giri Tirta karena kebocoran pipa maupun target tak terbayar dimana distribusi air ke pelanggan tetap mengalir tetapi meteran tak macet. Sehingga, Perumda Giri Tirta melakukan penggantian meteran tahun 2024 ini sebanyak 10.000 pelanggan. Sedangkan tahun 2023 lalu, ada 5.000 meteran pelanggan yang diganti.
Hanya saja, Anggota Komisi II DPRD Gresik, Markasim Halim Widianto menilai tingkat kehilangan air masih sangat jauh dari harapan. Sebab, direksi pada sebelum-sebelumnya tingkat kehilangan air berada di kisaran 25 persen. Itupun masih besar dan melebihi batas tolerensi sesuai yang ditetapkan pemerintah.
“Ini (tingkat kehilangan air-red) harus ditekan terus,”pungkas dia.
Komentar telah ditutup.