GRESIK, Berita Utama-Hingga triwulan III yakni akhir September lalu, realisasi belanja daerah yang dipatok dalam APBD Gresik tahun 2022 masih rendah. Dari anggaran belanja daerah yang dialokasikan sebesar Rp 3,68 triliun, serapannya masih sebesar Rp 2, 02 triliun atau 54,97 persen. Sehingga, tersisa anggaran sebesar Rp 1,65 triliun yang belum terserap.
“Khususnya, belanja hibah yang serapannya masih rendah. Dari alokasi sebesar Rp 289 miliar, baru terserap sebesar Rp 140 miliar atau masih 48,71 persen. Padahal, tidak masuk dalam perubahan APBD (P-APBD) Gresik tahun 2022. Ini yang sangat disayangkan,”ujar Anggota BadanAnggaran (Banggar) DPRD Gresik, Syaichu Busyiri, Selasa (25/10/2022).
Ditambahkan politisi PKB ini, alokasi belanja operasi sebesar Rp 2,40 triliun, baru terserap sebesar Rp 1,37 triliun yang digunakan untuk belanja operasi pegawai sebesar Rp 700 miliar, barang dan jasa sebesar Rp 518 miliar, hibah sebesar Rp 140 miliar, bantuan sosial sebesar Rp 14 miliar.
Belanja bagi hasil ke pemerintah desa juga masih rendah. Dari alokasi sebesar Rp 95,7 miliar, baru terserap sebesar Rp 35,2miliar atau 36,88 persen.
“Belanja modal tanah yang dialokasikan sebesar Rp 54 miliar, baru terserap sebesar Rp 4,8 miliar atau hanya 8,95 persen. Itu (anggaran-red) seharusnya untuk pembebasan lahan Kali Lamong yang menjadi prioritas pemerintahan Gresik Baru. Tapi, seakan-akan tidak menjadi prioritas karena serapannya sangat kecil,”imbuh Anggota Banggar lainnya, Luthfi Dawam.
Sedangkan belanja peralatan dan mesin masih terserap Rp 21,4 miliar atau 27.51 persen. Belanja gedung dan bangunan sebesar Rp 4,9 miliar atau 12,37 persen. Jalan, irigasi dan jaringan masih sebesar Rp 37,7 miliar atau 15,24 persen, aset tetap sebesar Rp 1,06 miliar atau 12,18 persen dan aset lainnya sebesar Rp 657 juta atau 32,23 persen.
“Lelang proyek untuk belanja modal sudah dilakukan dan progess pembangunan. Karena belum dibayar lunas, makanya penyerapan masih rendah,”tutur dia.
Untuk pendapatan daerah, secara umum sudah bagus realisasinya. Dari target sebesar Rp 3,43 triliun dalam APBD Gresik tahun 2022 sudah terealisasi sebesar Rp 2,42 triliun atau 70,6 persen. Sedangkan kekurangannya sekitar Rp 1,0 triliun.
Rinciannya, pendapatan asli daerah (PAD) yang ditarget sebesar Rp 1,21 trilin sudah teralisasi sebesar Rp 881 miliar atau 72,49 persen Tapi, pendapatan retribusi daerah masih seperti tahun-tahun sebelumnya selalu jeblok. Dari target sebesar Rp 174 miliar, baru teralisasi sebesar Rp 44,6 miliar atau 25,54 persen.
“Salah satu yang jeblok dari retribusi parkir di tepi jalan umm. Tidak bisa memenuhi target,”papar politisi Partai Gerimdra ini.
Untuk pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dari target sebesar Rp 13,6 miliar sudah teralisasi sebesar Rp 12,4 miliar ata 91,36 persen. Begitu juga, lain-lain PAD yang sah dari target sebesar Rp 224 miliar sudah teralisasi sebesar Rp 227 miliar atau 92,87 persen.
Pendapatan tranfer dari target sebesar Rp 2,20 triliun sudah teralisasi sebesar Rp 1,53 triliun atau 69,77 persen. Lain-lain pendapatan yang sah dari target sebesar Rp 17,0 miliar sudah teralisasi sebesar Rp 8,8 miliar atau 51,82 persen.