BOJONEGORO – Beritautama.co – Berbagai inovasi berbasis teknologi dan digital terus dikembangkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Seperti yang dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumberrejo dengan inovasi Smart Hospital (Smash). Inovasi Smash bertujuan agar pasien dan keluarga pasien merasa nyaman.
Direktur RSUD Sumberrejo dr. Ratih Wulandari mengatakan, dahulu semua pelayanan menggunakan catatan manual, mulai pendaftaran, rawat inap, hingga bukti pelayanan. Hal ini kemudian menginisiasi pada akhir 2019 diakselerasi SIM RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang berbasis teknologi informasi.
“Pada awal 2021, kita buat antrean online, akhirnya terus diintegrasikan. Kemudian pertengahan 2021 sudah terintegrasi ke semua sistem layanan rumah sakit,” ungkapnya, Sabtu (23/07/2022).
Dia menjelaskan bahwa dalam inovasi Smash ada empat pelayanan, yakni Sapa Soulmate (sistem administrasi pendaftaran antrean social media), Si-Pipit (sistem informasi pemberitahuan informasi dan pengaduan terintegrasi), Mas-Pio (pemberi informasi obat dan jasa layanan antar obat gratis), dan Si-Dek Risti (sistem informasi deteksi risiko tinggi ibu hamil).
“Inovasi tersebut memberikan layanan mulai dari pendaftaran, dan pelayanan di poli rawat jalan. Hal tersebut juga sudah terintegrasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Jadi pelayanan apa pun yang kita lakukan sudah terkoneksi dengan sistem di aplikasi BPJS dan verifikasinya lebih awal,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa inovasi ini bertujuan mengadaptasi pelayanan kesehatan di era baru pandemi Covid-19.
“Sampai H-7 sudah bisa daftar, misal dokter meminta untuk kunjung ulang 7 hari lagi, hari itu juga pasien bisa daftar untuk 7 hari lagi,” tandasnya.
Dia menerangkan, adapun untuk layanan Mas-Pio yaitu pengantaran obat gratis, pihak RSUD Sumberrejo tidak menggunakan dari tenaga eksternal untuk mengantar obat pasien, akan tetapi ada petugas khusus dari RSUD Sumberrejo untuk menyampaikan informasi obat yang benar, tidak hanya mengantar tetapi juga memastikan obat diterima oleh penerima aslinya. Dengan Mas-Pio ini juga bisa mengambil masukan dan saran dari pasien.
“Tidak ada pembebanan pembiayaan kepada pengguna layanan Mas-Pio, ada 3 pengantar yang dibagi per wilayah ada 12 kecamatan, paling tidak satu orang ada 3 sampai 4 kecamatan. Bahkan ada yang diantar sampai malam karena jauh, namun tetap akan diantarkan hari itu juga. Selain itu pernah ada yang orangnya tidak di rumah obatnya kita antar hari berikutnya, untuk diberikan langsung kepada yang bersangkutan,” jelasnya.
Dia menerangkan, pengantaran obat melalui layanan Mas-Pio sudah ditawarkan di bagian pendaftaran. Jika setuju untuk diantarkan, pasien tersebut diminta tanda tangan, lalu jika pasien tersebut sudah diperiksa dokter dan mendapat resep, diberikan di bagian farmasi dan bisa langsung pulang.
“Sebab obat akan diantarkan ke rumah hari itu juga,” tukasnya. (han/zar)