GRESIK, Berita Utama – Kesuksesan yang diraih atlet Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Gresik, Nur Ismatul Sakdia (19) tidak instan. Melainkan membutuhkan perjuangan yang cukup panjang dengan mengorbankan waktu untuk berlatih dengan meninggalkan kegiatan negatif atau tidak ada manfaatnya.
Kiprahnya dalam dunia olahraga diawali sejak kelas IV sekolah dasar. Matul, sapaan akrab Nur Ismatul Sakdia- bukan terlahir dari keluarga yang mapan secara ekonomi. Namun, semangatnya dalam berjuang dan tidak mengenal kata putus asa dengan doa restu kedua orang tua menjadikanya atlet yang berprestasi.
Ayah Matul hanya bekerja sebagai tukang kebun dan tukang becak. Pekerjaan tersebut tetap ditekuni hingga saat ini. Sedangkan, ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang kadang-kadang ikut berjuang membantu menopang perekonomian keluargamua dengan membuka stan berjualan kopi ketika ada pameran kegiatan. Kendati pendapatannya tidak tetap, tetapi Matul tetap bangga dengan kedua orang tuanya.
“Bapak kalau pagi bersih-bersih di taman Wahana Ekpresi Poesponegoro (WEP). Itu dilakukan setiap hari. Kalau ibu tidak kerja, tapi kadang-kadang membantu jualan,” kata Matul saat ditemui beritautama.co, Selasa (28/03/2023).
Setelah selesai membersihkan taman WEP, ayahnya kemudian melanjutkan pekerjaan lainnya sebagai tukang becak yang berkeliling di sekitar Pasar Baru Gresik (PBG).
Dari berbagai kejuaraan yang pernah diikuti, Matul mengaku pernah mengalami gagal saat pertama kali terjun di area pertandingan. Tepatnya saat Kejurprov Jatim di Situbondo pada tahun 2015 silam.
“Pertama kali ikut lomba di Situbondo itu. Saya tidak mendapatkan medali apa-apa. Baru dapat juara setahun kemudian saat ikut Piala Walikota Surabaya. Kalau nggak salah tahun 2016. Dapat piala, uang pembinaan, sama piagam,” jelas anak keempat dari lima bersaudara ini.
Uang pembinaan yang diterima dari prestasinya, ditabung dan sebagian untuk membantu meringankan beban kedua orang tuanya. Selain itu, uang tersebut juga digunakan untuk membiayai biaya pendidikannya secara mandiri.
“Pastinya ada sebagian uang yang saya sisihkan untuk ditabung. Kalau butuh buat sekolah, ya saya gunakan uang itu sebagai tambahan. Termasuk saya berikan kepada kedua orang tua saya,” tutur dia. (bersambung)
Komentar telah ditutup.