JATIM – Beritautama.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur menggelar rapat koordinasi (rakor) dengan 38 PMI kabupaten/kota dan UTD PMI se-Jawa Timur di Markas PMI Jawa Timur, Jalan Karangmenjangan Surabaya, Rabu (01/03/2023).
Rakor dipimpin Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo S., didampingi Ketua Harian H. Soebagyo SW., Sekretaris Edy Purwinarto, Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial dr. H. Harsono, dan Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Eddy Indrayana.
Adapun PMI kabupaten/kota yang hadir, yakni para ketua PMI dan kepala UTD PMI.
Rakor PMI Jawa Timur yang berlangsung sehari tersebut dalam rangka upaya optimalisasi kinerja PMI, antisipasi berbagai bencana dan cuaca ektrem yang terjadi akhir-akhir ini, serta soal pelayanan, peredaran, sampai pemusnahan darah yang sudah kedaluwarsa.
Ketua PMI Jatim H. Imam Utomo S., meminta agar ketua PMI kabupaten/kota se-Jawa Timur mau turun lapangan setiap terjadi bencana.
“Untuk dipahami betul mengenai enam jam setelah kejadian harus sudah siap mendirikan tenda di lokasi lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan,” terangnya.
Dia mengaku sangat prihatin dengan kasus penyalahgunaan darah di Gresik dan temuan masyarakat kantong darah bercampur dengan sampah di Bangkalan.
Atas kejadian itu, pihaknya mewanti-wanti ketua PMI bertanggung jawab dan selalu mengecek ke UTD (Unit Transfusi Darah).
“Jangan hanya menerima laporan kepala UTD-nya saja. Pemusnahan darah harus sesuai prosedur dan mekanisme yang berlaku,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial dr. Harsono menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ketua PMI kabupaten/kota. Pertama, soal izin operasional UTD, kualitas produksi darah, pelaporan, dan solusi.
Pihaknya tidak mengelak bahwa kondisi UTD di Jawa Timur sangat berbeda-beda. Ada UTD yang sangat bagus, bagus, dan sedang.
“Namun terpenting semua UTD wajib memiliki izin operasional apakah izin dalam skala nasional maupun lokal yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat,” terangnya.
Dijelaskan, PMI Provinsi Jawa Timur saat ini telah membentuk tim khusus yang terdiri dari para dokter yang berkompeten (bersertifikat CPOB). Ada 4 tim yang akan disebar untuk mengecek UTD kabupaten/kota dan kunjungan ke UTD telah terjadwal dan siap berangkat. (*/zar)