GRESIK- beritautama.co- Kisruh antara KONI Gresik, Askab PSSI dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disparekrafbudpora) Gresik masih berkesinambungan.
Kalau pemicu gegeran sebelumnya yakni Askab PSSI Gresik merasa alokasi dana sangat minim dari KONI Gresik untuk memajukan prestasi olahraga khususnya sepakbola. Yakni, dipatok hanya sebesar Rp 175 juta setahun dari total hibah dalam APBD Gresik tahun 2022 sebesar Rp 5 miliar.
Padahal, anggaran yang dibutuhkan diestimasi sebesar Rp 2,3 miliar setahun. Setelah ketiganya diundang rapat kerja di gedung dewan. Solusinya, Komisi IV DPRD Gresik merekomendasikan anggaran Askab PSSI Gresik sebesar Rp 800 juta dalam perubahan anggaran pendapatan dan belanja (P-APBD) Gresik 2022.
“Tapi, alokasi untuk Askab PSSI itu tidak muncul dalam draf P-PABD. Sedangkan, KONI Gresik mendapat tambahan hibah sebesar Rp 7 miliar dalam PAPBD 2022 yang digunakan untuk bonus pemain dan pelatih di Porprov Jatim lalu,”ujar Anggota Komisi IV DPRD Gresik, Syaikhu Busyiri.
Alhasil, terjadi gegeran lagi ketika pembahasan draf PAPBD 2022 dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPRD Gresik. Bahkan, ada isu tak sedap kalau KONI Gresik yang dianggap memotong usulan untuk Askab PSSI tersebut.
“Ada solusi kaitannya anggaran. Karena penjelasan dari Disparekrafbudpora Gresik, ada anggaran yang rencananya untuk pemeliharaan sarana jalan di sekitar Stadion Gelora Joko Samudero (Gejos). Karena belum digunakan, bisa dialihkan untuk Askab PSSI. Tapi, nilanya maksimal Rp 500 juta,”imbuh Anggota Komisi IV lainnya, Bustami Hazim, Jum’at (26/08/2022).
Namun, gegeran masih terjadi lagi. Sebab, KONI Gresik tidak bersedia hibah anggaran untuk Askab PSSI Gresik tersebut masuk ke rekening KONI Gresik. Alasannya, hibah sebesar Rp 175 juta untuk Askab PSSI Gresik sudah dicairkan semua. Selain itu, tidak mau ada hibah berturut-turut untuk cabang olahraga (cabor) di tahun yang sama.
“Solusinya, anggaran itu dititipkan ke rekening Disparekrafbudpora Gresik yang penggunaannya untuk kegiatan pembinaan sepak bola,”tukas dia.
Sementara itu, Sekjen KONI Gresik Junaidi Kusumo membenarkan adanya permasalahan tersebut. Tetapi sudah berusaha dicarikan solusi bersama dengan Disparekrafbudpora Gresik dan Komisi IV DPRD Gresik.
“Tetap diusahakan,”pungkas dia.