GRESIK, Berita Utama – Rezeki tak akan tertukar. Hal itu juga yang menjadi perjalanan hidup Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Gresik, Nur Ismatul Sakdia atau Matul (19). Ketertarikannya pada salah satu olah raga ekstrim tersebut, bermula ketika membantu ibunya jualan kopi pada saat pameran.
Di usianya yang masih sangat belia, tertantang untuk mengikuti ajang Fun Wall Climbing yang diadakan oleh klub pendakian gunung Swelagiri Semen Gresik pada tahun 2013 silam.
“Waktu itu ada pameran di Wisma Semen Gresik. Kebetulan orang tua saya jualan kopi di pameran tersebut. Jualannya itu pun tanpa ada uang sewa. Nah, ada Fun Wall Climbing. Saya merasa tertantang dan mencobanya,” kata Matul saat ditemui beritautama.co, Selasa (28/03/2023).
Padahal, tidak pernah terbesit akan menjadi seorang atlet panjat tebing berprestasi seperti saat ini. Bahkan, awalnya termasuk juga tidak memiliki bakat dan minat di olahraga tersebut.
“Setelah saya coba, ternyata berhasil dan bisa mencapai puncak yang ketinggiannya paling sekitar 10-15 meter. Saat itu yang berhasil dua orang, dan hadiahnya dibagi berdua,” kenangnya.
Setelah berhasil menyelesaikan tantangan tersebut, Matul ditawari oleh Sofyan Ats Tsauri, sebagai penyelenggara kegiatan Fun Wall Climbing saat itu.
“Beliau kemudian menawari ke saya dan memintakan izin ke ibu untuk ikut latihan rutin di Semen Gresik,” imbuh dia.
Terpisah, Sofyan Ats Tsauri yang saat ini sebagai Ketua Harian FPTI Gresik membenarkan adanya kejadian tak terduga tersebut dan terjadi diluar rencana.
“Arek iku aku nemu pas pameran (anak itu atau Matul, aku ketemunya ya saat ada pameran-red). Pas aku bikin Fun Climbing di Pameran Semen Gresik tahun 2013. Kok nemu arek manjat enak. Lantas, ibunya yang jualan kopi saat pameran, langsung aku tawari dan aku minta buat ikut latihan,” cetus dia.(selesai)
Komentar telah ditutup.