SURABAYA – Beritautama.co – Kehadiran Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk memberikan harapan baru pada petani. Untuk itu, pengurus HKTI diwanti-wanti oleh Ketua Umum DPP HKTI Jenderal (Purn) Dr. Moeldoko agar tidak ikut-ikutan mengeluh dengan kondisi yang ada.
“HKTI hadir untuk memberikan harapan baru bagi petani. Jangan ikut-ikutan mengeluh,” ujar dia dalam arahannya pada Rapat Kerja Daerah sekaligus Pelantikan DPC HKTI se-Jatim di Gedung Negara Grahadi, Selasa (22/03/2022).
Dicontohkan permasalahan harga pupuk mahal. Hal tersebut karena ada hubungannya dengan geopolitik. Sebab, bahan baku kcl untuk pupuk biasanya diimpor dari negara Belarusia. Namun, ada bench dalam transaksi yang tak diperbolehkan oleh Amerika. Maka, Indonesia mengimpor kcl dari Kanada.
“Harganya jadi naik dua kali lipat,” urainya.
Selain persoalan harga pupuk, petani juga dihadapkan persoalan di dalam negeri terkait alokasi distribusi pupuk bersubsidi. Sebab, jumlah petani yang ada sebanyak 24,3 juta. Tetapi, petani yang dapat subsidi hanya 9 juta dari APBN.
“Karena anggarannya tak mencukupi. Tapi, kita tak boleh mengeluh, kita bisa menggunakan pupuk organik. Apalagi Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa) sudah menjelaskan terkait potensi peternakan di Jawa Timur. Sehingga, stok untuk pupuk organik sebenarnya besar di Jawa Timur,” ujarnya.
Moeldoko juga menyoroti panic buying masyarakat dan keluhan kenaikan komoditas di bulan-bulan tertentu. Misalkan, kenaikan harga cabai.
“Kita mengimbau masyarakat Indonesia tidak perlu mengeluh ketika harga cabai naik di bulan-bulan tertentu. Apa salahnya menanam cabai di polybag. Saya saja nanam di rumah. Juga memelihara ayam. Saya tidak malu,” tandas dia.
Moeldoko mengingatkan kepada semua pengurus HKTI Jawa Timur agar bisa terus bersinergi dengan semua pihak. “HKTI harus menjadi partner strategis bagi pemerintah daerah. HKTI harus bisa bekerja bersama-sama, membangun kolaborasi dengan semua pihak untuk membawa kesejahteraan petani. Kita tak punya anggaran, tapi punya semangat membangun. Kalau pengurus HKTI tak punya semangat, saya buang ke laut,” candanya.
HKTI, lanjut dia, harus sebagai bridging atau jembatan organisasi antara petani dengan pemerintah daerah. Jembatan perguruan tinggi dengan petani agar tujuan organisasi dapat segera terwujud.
“Jangan biarkan perguruan tinggi membangun riset sendirian. HKTI harapan baru bagi para petani, jangan Not Action Talk Only. Jawa Timur sudah membereskan kemiskinan, telah memberikan hasil luar biasa,” tegasnya.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang hadir ketika memberikan sambutan mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir, Provinsi Jawa Timur terbebas dari kemiskinan pada 2021.
“Penurunan kemiskinan paling tinggi di Jawa Timur hingga sebesar 1,37 persen, ini karena peran petani,” ungkap dia.
Pihaknya berharap, pengurus HKTI Jawa Timur mampu tetap menjaga kekuatan petani. Soal pupuk yang selalu menjadi permasalahan saat musim tanam, perangkatnya juga akan segera melakukan pemetaan bersama.