GRESIK- beritautama.co- Banjir rob akibat pasang air laut masih menggenangi beberapa wilayah di Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah dan Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar, Sabtu (04/06/2022). Kendati demikian, banjir rob ini tak sebesar yang terjadi pada bulan lalu.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, banjir rob hanya menggenangi jalan lingkungan Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujungpangkah setinggi 10 – 15 cm dan Desa Banyuwangi Kecamatan Manyar setinggi 5 – 10 cm.
” Jalan lingkungan Desa Pangkah Kulon dan Banyuwangi yang terdampak,” ungkap Kepala BPBD Gresik, Tarso Sagito.
Pihaknya sudah koordinasi dengan Muspika Ujungpangkah dan Manyar, pemerintah desa yang terdampak, serta monitoring dampak bencana. Selain itu, BPBD Gresik juga selalu melakukan monitoring pasang surut air laut.
Monitoring dilakukan di beberapa desa rawan bencana seperti Desa Pangkah Kulon dan Pangkah Wetan Kecamatan Ujungpangkah. Kemudian di wilayah Mengare Kecamatan Bungah yang terdiri dari Desa Tajung Widoro, Kramat, dan Watuagung. Untuk Kecamatan Manyar di Desa Banyuwangi.
Selain itu, BPBD Gresik juga selalu monitoring Kelurahan Lumpur, Kroman, Pakeling, dan Kemuteran Kecamatan Gresik.
“Kemudian kita juga monitoring di wilayah Bawean yakni Desa Kepuh Teluk Kecamatan Tambak,” ujar dia.
Seperti diketahui, banjir rob melanda di Kecamatan Gresik, Ujungpangkah, Bungah, dan Manyar yang menyebabkan pemukiman, tambak, sarana pendidikan, tempat ibadah terendam serta abrasi, Kamis (19/05/2022). Wilayah terdampak terparah di wilayah Mengare yang meliputi Desa Tajung Widoro, Kramat, dan Watuagung Kecamatan Bungah. Puluhan hektare tambak tenggelam akibat banjir rob.
Bahkan, area tambak tampak seperti lautan. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta. Tingginya air pasang membuat pematang di beberapa lahan tambak jebol. Alhasil, berdampak pada puluhan tambak yang lain hingga mengakibatkan tenggelam. Para petani tambak kelimpungan, sebab banyak ikan yang seharusnya siap dipanen terpaksa harus lepas ke laut.