GRESIK, Berita Utama – Harga kedelai yang terus meninggi membuat perajin tempe di Gresik harys terus memutar otak demi usahanya tetap berjalannya. Tidak ada cara lain yakni menaikkan harga jual tempe. Seperti yang dilakukan oleh Ahmad Nur Syahid (53) warga Desa Klangonan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.
“Otomatis strategi yang saya lakukan dengan menaikkan harga jual tempe kepada pembeli,” kata dia saat ditemui beritautama.co, Selasa (20/12/2022).
Syahid mengaku sebelumnya juga pernah mengambil strategi dengan mengurangi ukuran tempe yang dijual. Namun tidak bertahan lama, karena dia tidak ingin mengalami kerugian.
“Harga kedelai sekarang untuk yang subsidi itu sebesar Rp.12.900,-. Sedangkan keledai non subsidi itu harganya Rp. 15.000,-. Pernah kapan hari harganya turun, tapi sangat sedikit. Dan itu sangat jarang sekali,” imbuh dia.
Kenaikan harga kedelai, lanjut Syahid, selalu terjadi pada tiap tahunnya. Bahkan, tren tersebut hampir tidak pernah mengalami penurunan. Mulai dari harga Rp. 6000,-, kemudian naik menjadi Rp. 8000,- hingga Rp. 11.000,- dan sekarang yang subsidi mencapai Rp. 12.000,-.
Akibat dari kenaikan harga kedelai, dirinya harus mengurangi jatah pembelian hampir separuh dari biasanya. Sebelumnya bisa membeli 80 kilogram kedelai, sekarang hanya menjatah 40 kilogram saja per hari.
“Jadi, saya selalu bilang dulu ke pembeli atau pemesan kalau harga kedelai naik. Dan pastinya harga tempe juga ikut naik,” tukas dia.
Dalam usahanya, Syahid tidak bekerja sendiri. Dia dibantu dengan istrinya Dewi Aminah (37) beserta 3 karyawan lainnya. Usaha yang dilakoninya tersebut merupakan turun temurun dari kakeknya sejak tahun 1945.
Selain kedelai, beberapa harga bahan kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan menjelang perayaan Natal dan tahun baru (Nataru), di antaranya yakni bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, dan tomat.
Komentar telah ditutup.