GRESIK, Berita Utama– Kalangan DPRD Gresik disambati keluarga pasien terkait pelayanan di RSUD Ibnu Sina yang lamban. Pemicunya, alat CT Scan yang dimiliki rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut, rusak. Sehingga, keluarga pasien dirujuk ke satu rumah sakit milik badan usaha milik negara (BUMN) di Gresik untuk melakukan CT Scan.
“Banyak jenis penyakit yang harus diidentifikasi dengan CT Scan untuk menentukan jenis penyakitnya. Tetapi, CT Scan yang dimiliki RSUD Ibnu Sina rusak. Sehingga, dirujuk ke rumah sakit lain untuk melakukan CT Scan,”ungkap Anggota Komisi IV DPRD Gresik, Bustami Hazim.
Imbasnya, pelayanan kepada pasien tidak bisa berjalan cepat. Sebab, mereka harus menunggu hingga beberapa hari untuk mengetahui hasil dari CT Scan di rumah sakit lain tersebut.
“Bahkan, ada keluarga pasien yang sambat ke saya karena menunggu hasil CT Scan sampai tiga hari. Ini kan kasihan keluarga pasien,”imbuh Ketua FPKB DPRD Gresik, M Syahrul Munir.
Dari sisi pendapatan, rusaknya CT Scan milik RSUD Ibnu Sina berimbas dengan turunnya pendapatan pada rumah sakit dengan status badan layanan umum daerah (BLUD) ini. Sebab, biaya CT Scan yang mestinya menjadi pendapatan justru hilang.
“Kami mendapatkan informasi kalau CT Scan rusak sudah sejak bulan Februari lalu. Sampai sekarang belum dilakukan perbaikan,”tukas dia.
Kondisi tersebut membuat kaget Anggota Komisi IV DPRD Gresik lainnya, Syaikhu Busyiri. Menurutnya, kerusakan CT Scan tersebut tak perlu terjadi karena setiap tahun pasti ada paket pekerjaan maintenance yang di pihak ketigakan.
“Biasanya kontraknya selama setahun dengan pihak ketiga. Jadi paketnya sudah all in dengan suku cadang ketika ada kerusakan yang terjadi,”tegas dia.
Computed Tomography Scan atau CT Scan adalah prosedur pemeriksaan yang memanfaatkan teknologi komputer khusus dan sinar-X untuk melihat jaringan dan struktur di dalam tubuh melalui berbagai sudut.
Dibandingkan dengan rontgen biasa, gambar yang akan dihasilkan oleh CT Scan akan lebih detail. Melalui hasil prosedur ini, dokter dapat melakukan analisis secara mendalam mengenai kondisi jaringan lunak, pembuluh darah, dan tulang.
Beberapa tipe pasien yang membutuhkan prosedur pemeriksaan CT Scan adalah pasien yang mengalami cedera kepala karena kecelakaan. Kemudian, pasien yang mengalami gejala akut pada bagian organ tertentu misalnya nyeri pada perut, atau nyeri dada hingga sesak napas.
Juga pasien yang dicurigai memiliki tumor atau kanker. Dalam hal ini, CT Scan adalah prosedur yang dapat dilakukan untuk memastikan lokasi, ukuran, serta penyebaran tumor dalam tubuh.
Kemudian, pasien yang memerlukan pemeriksaan untuk mendiagnosis, mendeteksi, dan menentukan penanganan yang tepat pada penyakit pembuluh darah, misalnya aneurisma aorta atau emboli paru.

Terpsiah, Direktur Utama (Dirut) RSUD Ibnu Sina dr Soni, M.Kes ketika dikonformasi awak media membenarkan kalau dua unit mesin CT Scan yang dimilikinya dalam kondisi rusak. Sedangkan anggaran untuk perbaikan dianggap terlalu mahal. Di sisi lain, kondisi keuangan RSUD Ibnu Sina tidak berlebihan.
“Bukan pasien saja yang sambat. Dokter di RSUD Ibnu Sina juga sudah sambat. Tapi, usia mesin CT Scan yang kita operasikan juga sudah tua. Ada dua unit mesin CT Scan. Yang satu rusak dari dulu. Kalau kita lakukan perbaikan juga biaya mahal. Misalkan untuk roller colling saja seharga Rp 150 juta,”papar dia.
Soni mengaku sebelumnya sudah pernah dilakukan perbaikan maintenance. Bahkan, biaya untuk perbaikan mencapai sekitar Rp 300 juta.
“Kalau terus dilakukan perbaikan, banyak menghabiskan dana untuk maintenance. Sedangkan membeli baru, kita tidak ada dana karena tersedot untuk membangun ruang rawat jalan,”urai dia.
Kendati demikian, pihaknya sudah mencari solusi dengan melakukan terobosan menggandeng vendor untuk kerjasama menyediakan mesin CT Scan dengan sistim pembagian hasil sembari menunggu lobi-lobi untuk mendapat bantuan mesin CT Scan dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK).
‘Ada dua vendor yang sudah melakukan pemaparan. Ada yang siap kerjasama selama tiga tahun dan ada yang menawarkan kerjasama selama delapan tahun. Semua maintenance jadi tanggungjawab vendor,”terang dia.
Opsi bagi yang ditawarkan vendor yakni RSUD Ibnu Sina akan mendapatkan prosentase sebesar 4o %. Sedangkan pihak vendor kebagian 60 % dengan konsekwensi bertanggungjawab penuh terhadap maintenance.
Komentar telah ditutup.