GRESIK-beritautama.co- Permasalahan sampah organik bisa sedikit terselesaikan oleh Bank Sampah Gemar Memilah Sampah (GEMES) Kelurahan Ngargosari Kecamatan Kebomas di bawah kepemimpinan Siti Fitriah. Sebab, sampah organik yang berasal dari sisa makanan bisa dikembangkan untuk budidaya maggot yang menjadi pakan ikan dan unggas.
Maggot atau belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Sehingga, maggot merupakan larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa. Dan tubuh maggot berwarna hitam yang sekilas mirip dengan tawon.
“Bisa menjadikan pengurangan sampah di Gresik juga,” kata Siti Fitriah kepada beritautama.co, Rabu (20/07/2022).
Dari total keseluruhan kandang maggot yang dikelola Fitriah, berjumlah 30 box dengan panjang 100 cm, lebar 33 cm, dan tinggi 20 cm diperkirakan dapat mengurangi sampah basah atau organik sekitar 900 kg.
“Sekali panen, biasanya menghabiskan pakan sisa sampah organik seberat 30 kilogram. Itupun untuk satu kandang saja, belum yang 29 kandang lainnya,” cetus Siti Fitriah yang juga ketua Paguyuban Maggoters Gresik (Pamagres) itu.
Masa panen dari budidaya maggot tidak membutuhkan waktu yang lama, sambung dia, hanya sekitar 15 hingga 20 hari saja.
Fitriah mengaku sebelumnya pernah belajar budidaya Maggot di Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan Surabaya. Dalam masa pembelajaran dia banyak menimba ilmu.
“Ternyata maggot kalau bertelur, ya seenaknya sendiri. Diberi makan cukup menjelang panen saja. Cukup di satu tempat saja, tanpa perlu dipindah, tidak perlu dikerudungi juga. Dalam satu kandang bisa selesai hingga panen, kan gampang. Itu yang saya tularkan ke warga,” tutupnya.
Dari pengalaman tersebut, Fitriah kian tertarik untuk lebih konsen dalam membudidayakan maggot serta giat mengajak warga sekitar agar mau berpartisipasi, minimal untuk mengurangi sampah organik. mg2